Rabu 03 Aug 2016 16:21 WIB

Bank Sentral Yakini Inflasi Tahun Ini di Batas Bawah Target

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nur Aini
Inflasi (ilustrasi)
Inflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) meyakini laju inflasi hingga akhir 2016 akan berada di batas bawah dari target BI yang berada pada kisaran empat persen plus minus satu persen. Hal ini sejalan dengan kondisi inflasi yang terus terjaga selama semester I tahun ini yang di kisaran 3,21 persen.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi pada Juli 2016 tercatat 0,69 persen, dengan tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Juli) 2016 sebesar 1,76 persen year to date (ytd). Sedangkan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juli 2016 terhadap Juli 2015) sebesar 3,21 persen year on year (yoy).

Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter, Juda Agung menjelaskan, inflasi Juli 2016 tercatat tinggi pada awal bulan. Pada pekan pertama sebesar 1,2 persen, pekan kedua sebesar 1,128 persen, kemudian turun di bawah 1 persen.

"Akhirnya sekarang turun di bawah satu persen yakni 0,69 persen. Ini jauh lebih rendah dari rata-rata," ujar Juda Agung, di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (3/8).

Menurut Juda, terjaganya inflasi terutama bersumber dari inflasi komponen harga pangan bergejolak (volatile foods) dan inflasi komponen inti (core inflation) yang rendah. Tercatat inflasi harga pangan diperkirakan masih sedikit di atas lima persen. Bank sentral mentarget angka inflasi harga pangan akan ditekan di bawah lima persen.

Sedangkan inflasi inti tercatat terus turun, dari sekitar 5-6 persen di tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini tercatat berada di 3,5 persen-4 persen. Kedua komponen inflasi ini akan tetap dijaga di level tersebut agar target inflasi akhir tahun tercapai.

Untuk itu, BI optimistis jika laju inflasi hingga akhir tahun ini akan berada pada batas bawah dari target yang ditentukan BI yakni di kisaran empat persen plus minus satu persen.

"Untuk tahun ini, saya kira masih dalam target BI dan sedikit bias ke bawah. Tapi masih di sekitaran empat persen plus minus satu persen. Saya kira itu semua masih terjaga," ujar Juda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement