Rabu 03 Aug 2016 06:30 WIB

Pasar Saham AS Jatuh

Bursa saham di Wall Street
Foto: AP
Bursa saham di Wall Street

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang lemah dan angka penjualan mobil mengecewakan mendorong bursa saham AS, Wall Street, berakhir turun pada Selasa (2/8) atau Rabu (3/8) pagi WIB, lebih lanjut menyeret harga saham global setelah paket stimulus fiskal Jepang gagal menggairahkan pasar.

Data menunjukkan inflasi AS yang lemah memukul dolar AS, turun ke posisi terendah enam minggu terhadap sekeranjang mata uang, sedangkan bertahannya kekhawatiran kelebihan pasokan mengirim harga minyak mentah AS kembali di bawah 40 dolar AS per barel.

Wall Street mengalami hari terburuk dalam hampir sebulan setelah data inflasi mengindikasikan masih di bawah target Federal Reserve sebesar 2,0 persen, meningkatkan keraguan tentang kemungkinan kenaikan suku bunga AS dalam jangka pendek. "Orang-orang mulai melihat bahwa segala sesuatunya tidak begitu cerah, karena mereka mungkin berpikir pada Juli dengan kenaikan yang besar," kata Peter Jankovskis, kepala investasi di Oakbrook Investments LLC di Lisle, Illinois, seperti dilansir Reuters.

Indeks S&P 500 naik 3,6 persen pada Juli, bulan terkuatnya sejak Maret. Kemerosotan saham-saham AS menekan indeks saham dunia MSCI, yang turun 0,65 persen.

Indeks, yang melacak saham-saham di 45 negara, menambah kerugian yang diderita di awal sesi setelah persetujuan kabinet Jepang atas stimulus fiskal sebesar 13,5 triliun yen (132 miliar dolar AS) gagal meningkatkan sentimen investor.

Dow Jones Industrial Average turun 90,74 poin atau 0,49 persen menjadi ditutup pada 18.313,77, indeks S&P 500 kehilangan 13,81 poin, atau 0,64 persen menjadi berakhir di 2.157,03, dan indeks komposit Nasdaq berkurang 46,46 poin atau 0,9 persen menjadi 5.137,73.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement