REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama (Dirut) Lion Air Edward Sirait mengungkapkan faktor-faktor yang membuat maskapai yang ia pimpin kerap kali mengalami delay atau penundaan jadwal penerbangan. Menurutnya, kondisi di lapangan sangat dinamis dalam menjalankan bisnis penerbangan.
Ia menyebutkan ada dua jenis kendala yang membuat jadwal penerbangan tertunda. Pertama, menurutnya, adalah kendala yang masih bisa ditangani dan kedua adalah kendala yang tak bisa ditangani.
Kendala yang bisa ditangani misalnya adalah adanya penumpang yang check-in tidak tepat waktu atau kendala teknis lain yang bisa dicegah dan ditangani. Sedangkan kendala seperti keadaan cuaca adalah kendala yang di luar wewenang maskapai.
Ketika ditanya apakah ada jaminan bahwa Lion tidak akan mengalami delay lagi, Edward pun mengaku tidak bisa menjaminnya. Alasannya, mau tidak mau ada faktor-faktor di luar wewenangnya yang memang memaksa maskapai secara bijak memilih untuk melakukan penundaan penerbangan.
"Mohon maaf saya bukan Tuhan. Yang menjamin hanya Tuhan. Namun kami usaha untuk perbaiki diri," kata Edward usai menemui Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di kantornya, Selasa (2/8).
Ia memisalkan, sebuah pesawat yang terbang dari Jakarta menuju Medan bisa saja di tengah jalan diperintahkan untuk mengalihkan tujuannya ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk mendarat di sana. Dengan begitu, lanjutnya, waktu tunggu pesawat akan membuat penerbangan mengalamai delay.
Belum lagi, lanjut Edward, apabila pesawat tersebut seharusnya dijadwalkan untuk melanjutkan rute menuju Aceh (dari Medan). Maka penerbangan menuju Aceh akan ikut mengalami penundaan.
"Faktor-faktor itu ada dan kita punya operasional memang seperti itu karena kita bangun hub and spoke (yang menghubungkan destinasi secara linier seperti trayek bus)," kata Edward.