Kamis 21 Mar 2024 22:54 WIB

Bangun Batam Aero Technic, Lion Air Sudah Kucurkan Investasi Rp 797 Miliar

Enam hanggar BAT Lion Grup dapat memuat perawatan sebanyak 26 pesawat.

Sejumlah pesawat udara terparkir di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam Aero Technic (BAT), Kepulauan Riau, Sabtu (24/2/2024).
Foto: Republika/Prayogi
Sejumlah pesawat udara terparkir di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Batam Aero Technic (BAT), Kepulauan Riau, Sabtu (24/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Presiden Direktur Lion Grup, Capt Daniel Putut Kuncoro Adi menyampaikan, realisasi investasi pada Batam Aero Technic (BAT) Lion Grup telah mencapai Rp 797 miliar hingga Desember 2023.

Ia menjelaskan, untuk target nilai investasi pada lahan 30 hektare sebesar Rp 1,55 triliun dan direncanakan akan melakukan perluasan lahan hingga 50 hektare dengan nilai investasi mencapai Rp 7 triliun sampai tahun 2030.

Baca Juga

"Sementara Rp 7 triliun yang kami sampaikan adalah kita berharap di sebelah fasilitas (hanggar B) ini masih ada lahan kosong, mudah-mudahan oleh BP Batam bisa kami gunakan, sehingga total luas yang akan kami tempati menjadi tempat perawatan pesawat adalah 50 hektare," ujar Daniel dalam kegiatan Kunjungan Hanggar dan Diskusi Inovasi Penerbangan di Batam Aero Technic (BAT), Kamis (21/3/2024).

Ia menyebutkan sebanyak 26 pesawat bisa muat dilakukan perawatan secara langsung di 6 hanggar BAT Lion Grup. Ia menambahkan hingga saat ini di hanggar BAT, telah mencapai 1.500 tenaga kerja yang seluruhnya berasal dari Indonesia.

Kata Daniel, sebelum para pegawai BAT bekerja di hanggar perawatan pesawat tersebut, mereka mendapatkan fasilitas berupa pelatihan atau magang.

"100 persen kita menggunakan anak-anak muda dari negara Indonesia dan mereka mendapatkan fasilitas pelatihan sebelum bekerja disini," ujarnya.

Menurutnya hal tersebut guna memberikan kesempatan kepada anak muda Indonesia untuk belajar serta memperbaiki diri, serta memiliki pengalaman dengan standar internasional.

Daniel mengatakan dengan fasilitas yang ada di BAT saat ini yaitu kawasan perdagangan bebas atau free trade zone (FTZ) serta kawasan ekonomi khusus (KEK), menjadikan semangat baru bagi pihaknya untuk mempertahankan industri perawatan pesawat di Batam.

"Kita sangat optimis bahwa secara geografi 17 ribu pulau dan 270 juta penduduk. Ini memerlukan industri transportasi penerbangan," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement