REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS turun tajam terhadap euro dan mata uang utama lainnya di perdagangan New York pada Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah rilis data PDB Amerika Serikat kuartal II jauh di bawah harapan.
Departemen Perdagangan AS mengumumkan pada Jumat pagi bahwa PDB tumbuh hanya 1,2 persen pada kuartal II. Sementara itu, para analis telah memperkirakan hasil lebih mendekati ke 2,6 persen.
Menjelang pukul 21.00 GMT, euro mencapai 1,1177 dolar AS dibandingkan 1,1076 dolar AS hari sebelumnya, setelah mencapai 1,1197 dolar AS pada pukul 15.00 GMT, tingkat yang tidak terlihat dalam sebulan terakhir. Dolar juga turun terhadap yen, diperdagangkan pada 102,07 yen, turun dari 105,32 yen sehari sebelumnya. Bank sentral Jepang, Bank of Japan (BoJ), mengakhiri pertemuan kebijakan pada Jumat, mempertahankan suku bunga tak tersentuh tetapi meningkatkan pembelian atas dana-dana yang diperdagangkan di bursa.
Pound Inggris juga menguat terhadap dolar, dibeli pada 1,3223 dolar AS, naik dari 1,3166 dolar AS. "Greenback turun karena data AS yang lemah mendukung kasus untuk penundaan kelanjutan dimulainya kembali pengetatan oleh Fed, sementara hari ini kebijakan pelonggaran bank sentral Jepang juga mengecewakan," Nick Bennenbroek, kepala strategi mata uang di Wells Fargo, menulis dalam sebuah catatan penelitian.
"Selama jangka panjang kami mengharapkan Fed akhirnya akan melanjutkan siklus kenaikan suku bunga, serta mengantisipasi kenaikan dolar AS terhadap sebagian besarmata uang G10 dan mata uang negara-negara berkembang."