REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunitas Langkah HT mengadakan diskusi berjudul 'Ekonomi di Mata Anak Muda' dengan mengundang pakar ekonomi dari Universitas Indonesia (UI) yang juga peneliti INDEF, Berly Martawardaya.
Diskusi yang diikuti sejumlah perwakilan pimpinan mahasiswa ini mengangkat tema tentang persoalan amnesti pajak. Diskusi isu ekonomi yang terkait kemaslahatan rakyat dipilih agar anak muda juga memahami secara mudah gambaran perkembangan ekonomi bangsa ini dan dapat memberikan kontribusi apakah itu berupa tindakan nyata, masukan sampai sekedar pemikiran kritis.
"Biasanya isu-isu ekonomi cenderung eksklusif dengan bahasa yang sulit dipahami anak muda. Akibatnya jarak pemahaman dan partisipasi publik anak muda dalam isu yang penting ini menjadi semakin melebar," kata Kordinator Langkah HT Kisandani Priyambodo di Jakarta, Jumat (23/7).
Dalam diskusi yang berlangsung sekitar dua jam, Berly memaparkan bagaimana potensi penerimaan negara setelah diberlakukannya kebijakan tax amnesty. Meskipun bermanfaat, Berly menilai pemerintah terlalu optimis jika mengatakan akan ada uang Rp 2.000 triliun yang masuk ke Indonesia melalui dana repatriasi.
“Saya rasa pemerintah harus realistis, memang bukan tidak mungkin dana Rp 2.000 triliun masuk ke Indonesia tapi akan sulit terjadi. Selain itu, saya melihat pemerintah harus membuat detail peraturan setelah tax amnesty ini diberlakukan agar tidak kembali dimanfaatkan oleh pengemplang pajak,” ujarnya.
Setelah pemaparan Berly, dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab. Para peserta dipersilahkan bertanya bukan hanya masalah tax amnesty, tapi juga seputar isu perekonomian di Indonesia