REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat (22/7) pagi, bergerak menguat sebesar 15 poin menjadi Rp 13.092 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 13.107 per dolar AS.
"Pelemahan dolar AS di pasar global menjadi salah satu faktor yang kembali menjaga laju rupiah terhadap dolar AS," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Jumat (22/7).
Ia menambahkan bahwa di tengah harapan pelonggaran moneter pascasentimen Inggris yang keluar dari Uni Eropa, bank sentral Inggris (ECB) membuka peluang memperpanjang program pembelian obligasi, situasi itu cukup mendorong koreksi dolar AS.
"Di saat yang bersamaan mata uang yen Jepang yang menguat juga turut menambah sentimen positif bagi mata uang di kawasan Asia," katanya.
Dari dalam negeri, lanjut dia, ruang pelonggaran kebijakan moneter masih terbuka meski rilis tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate), kondisi itu turut menjaga rupiah masih berada di area penguatan walaupun hanya terbatas.
Namun, ia mengatakan bahwa fokus pasar akan perlahan beralih ke pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang akan disimpulkan pada pekan depan, spekulasi kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat bisa mengembalikan sentimen dolar AS kembali bergerak menguat.