REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA – PT Freeport Indonesia telah mengajukan izin prinsip kepada Badan Penanaman Modal Jawa Timur untuk melakukan pembangunan smelter (pabrik pemurnian mineral) di Kabupaten Gresik, Jawa Timur.
Kepala Badan Penanaman Modal (BPM) Jawa Timur Lili Soleh Wartadipradja menyatakan izin prinsip Freeport baru saja masuk ke Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T) pada pekan ini.
"Freeport mengajukan izin prinsip untuk membangun smelter di kawasan JIIPE (Java Integrated Industrial and Port Estate). Lahan yang diperlukan seluas 100 hektare dengan nilai investasi sekitar Rp 30 triliun," ujarnya saat ditemui wartawan di Surabaya, Selasa (19/7).
Ia memperkirakan, realisasi pembangunan smelter Freeport di JIIPE bisa terlaksana pada kuartal IV 2016 atau awal tahun 2017. Sebab, Freeport memanfaatkan program Kemudahan Investasi Langsung Konstruksi (KLIK) dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Saat ini, JIIPE menjadi satu-satunya kawasan industri di Jawa Timur dimana pemerintah kabupatennya mendukung penuh program KLIK.
"Freeport menggunakan fasilitas KLIK, jadi prosesnya cepat. Untuk proses izin prinsip saja bisa selesai dalam waktu 2 pekan," ungkapnya.
Selanjutnya, setelah izin prinsip selesai, Freeport dapat mengurus administrasi pendirian bangunan serta membawa berbagai peralatan dan mesin. Menurut Lili, keberadaan smelter di Gresik akan menumbuhkan gairah investasi dan perekonomian di sekitarnya. "Selain menambah lapangan pekerjaan bagi warga lokal, smelter akan menggairahkan industri hilir. Seperti pengolahan logam samping (side mining) dan limbah lanjutan H2SO4 yang bisa dimanfaatkan industri pupuk," ujarnya.
JIIPE merupakan kawasan industri yang terpadu dengan pelabuhan. Total luasnya mencapai 1.800 hektare. JIIPE dikembangkan oleh PT Berlian Jasa Terminal Indonesia, anak usaha PT Pelindo III (Persero), dan PT Usaha Era Pratama Nusantara, anak usaha PT Aneka Kimia Raya Corporindo Tbk (AKRA).
Selain JIIPE, sebelumnya Freeport mengincar beberapa lokasi lain di Jawa Timur. Salah satunya PT Petrokimia Gresik yang telah mempersiapkan lahan seluas sekitar 70-100 hektare. Dalam nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani pada 22 Januari 2015, Freeport sempat merencanakan kerjasama penggunaan lahan selama 40 tahun.
Secara terpisah, Marketing Communication PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera mewakili JIIPE, Haris Arianto, menyatakan siap mendukung berbagai kebutuhan infrastruktur smelter Freeport. "Mereka (Freeport) memang sudah beberapa kali ke lokasi kami, tapi sampai hari ini kami sendiri belum mendapat keputusan dari Freeport apakah mereka mau di lokasi kami atau Petrokimia," ujarnya.
Menurut Haris, pada tahap awal ini, JIIPE telah siap memasok air dan listrik sebesar 27 Mega Watt. Nantinya, kapasitasnya dapat ditambahkan hingga 500 MW. Saat ini dermaga pelabuhan sepanjang 250 meter dengan kedalaman alur minus 14 LWS di JIIPE telah beroperasi.