REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah menyerap dana Rp 18 triliun dari lelang lima seri Surat Utang Negara (SUN) untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam APBN, dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp 46,8 triliun.
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Selasa (19/7) malam, menyebutkan hasil lelang yang dilakukan ini memenuhi jumlah indikatif Rp 12 triliun dan target maksimal Rp 18 triliun. Dari lelang tersebut, jumlah yang dimenangkan untuk seri SPN03161020 mencapai Rp2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,34465 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 20 Oktober 2016 ini mencapai Rp 4,13 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini mencapai 5,2 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 5,7 persen.
Untuk seri SPN12170720, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 1,3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,14615 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 20 Juli 2017 ini mencapai Rp 3,38 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini mencapai 6,05 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 6,5 persen. Untuk seri FR0053, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 4,05 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,85354 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juli 2021 ini mencapai Rp 20,47 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,25 persen ini mencapai 6,83 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,00 persen. Untuk seri FR0056, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 4,25 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,08588 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 September 2026 ini mencapai Rp 11,97 triliun.
Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,375 persen ini mencapai 7,03 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,00 persen. Untuk seri FR0072, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 5,7 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,47993 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2036 ini mencapai Rp 6,88 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,25 persen ini mencapai 7,44 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,00 persen.