REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak dunia turun pada Senin (19/7), akibat berkurangnya kegelisahan pasar menyusul kudeta yang gagal di Turki selama akhir pekan.
Di London, harga minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman September, berakhir 65 sen lebih rendah menjadi 46,96 dolar AS per barel. Harga patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Agustus menetap di 45,24 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, turun 71 sen dari penutupan Jumat lalu.
"Brent naik ... pada Jumat menyusul kudeta militer di Turki. Harga mengurangi keuntungan mereka lagi setelah kudeta itu gagal pada akhir pekan," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
Meski upaya kudeta gagal, para analis mengatakan situasi tetap bergejolak karena pemerintah Turki berkuasa menekankan tindakan keras dan kejam terhadap komplotan pelaku kudeta, menahan lebih lebih dari 7.500 orang. Turki dianggap sangat penting untuk pasar minyak karena negara ini merupakan pusat transit minyak krusial dan konsumen global utama minyak mentah. "Jaringan pipa minyak dengan kapasitas harian lebih kurang lebih tiga juta barel menyeberangi wilayah Turki, mengangkut minyak mentah dari ladang-ladang minyak di Laut Kaspia dan rak utara ke pelabuhan Mediterania Turki, Ceyhan," kata Fritsch.
Selain itu, ada Bosphorus dan Dardanella, rute pelayaran utama yang dilalui mana hampir tiga juta barel minyak mentah dan produk minyak yang diangkut setiap hari dari Rusia dan Laut Kaspia ke Mediterania. Namun, harga minyak mentah tetap terkunci dalam kisaran 44 dolar AS hingga 52 dolar AS per barel karena pasar masih terendam dalam persediaan yang berlimpah dan pertumbuhan permintaan yang sangat lambat.