Senin 18 Jul 2016 22:08 WIB

Jokowi Minta PM Selandia Baru Buka Keran Impor Salak Indonesia

Rep: satria kartika yudha/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Perdana Menteri (PM) Selandia Baru John Key (kanan) Siswa SMP dan SMA melambaikan tangan kepada siswa SMP dan SMA di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (18/7).
Foto: Antara/ Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kiri) bersama Perdana Menteri (PM) Selandia Baru John Key (kanan) Siswa SMP dan SMA melambaikan tangan kepada siswa SMP dan SMA di halaman Istana Merdeka, Jakarta, Senin (18/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Indonesia dan Selandia Baru menjalin beberapa kesepakatan kerja sama di bidang ekonomi. Kesepakatan kerja sama tersebut dihasilkan dalam pertemuan Perdana Menteri Selandia Baru John Key dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Senin (18/7).

Jokowi mengatatakan pertemuannya dengan PM John Key berlangsung dengan sangat produktif dan bersahabat. Kesepakatan yang pertama, kata Jokowi, adalah peningkatan kerja sama perdagangan dan investasi. "Indonesia meminta ekspor buah tropis seperti salak dan mangga ke Selandia baru dapat segera direalisasikan," kata Jokowi.

Selain itu, Indonesia juga berharap Selandia Baru dapat menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi susu di Asia. Investasi Selandia Baru sejak 2014 di sektor pengolahan susu dan produk susu terus meningkat.

Kesepakatan kerja sama kedua adalah di bidang energi terbarukan. Indonesia dan Selandia Baru sepakat untuk tetap menjadikan geothermal (panas bumi) sebagai prioritas kerja sama tersebut.

"Geothermal tetap menjadi prioritas kerja sama bilateral ini. Kami juga sepakat meningkatkan kerja sama di bidang energi tenaga air termasuk di bidang investasinya," tambahnya.

Selanjutnya adalah kerja sama di bidang peternakan. Jokowi mengatakan Indonesia mengundang investor Selandia Baru untuk berinvestasi di bidang peternakan.

Selain membahas permasalahan ekonomi, Jokowi dan PM John Key juga bertukar pikiran mengenai isu-isu strategis di kawasan global yang menjadi kepentingan bersama seperti penanggulangan terorisme, permasalahan hak asasi manusia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement