Rabu 13 Jul 2016 16:08 WIB

Tujuh Investor Cina Bertemu Pengusaha Lokal

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Dwi Murdaningsih
Kepala BKPM Franky Sibarani.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Kepala BKPM Franky Sibarani.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mempertemukan tujuh perusahaan asal Cina yang berminat menanamkan modalnya di Indonesia dengan sembilan perusahaan lokal yang siap bermitra. Kegiatan tersebut diharapkan dapat membantu mempercepat investor Cina untuk dapat segera merealisasikan minatnya dalam menanamkan modal di Indonesia.

Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan, kegiatan untuk mempertemukan pengusaha tersebut  merupakan bagian dari pelayanan paripurna (end to end services) yang dilakukan BKPM bagi investor. Partner lokal merupakan salah satu aspek yang krusial dalam berinvestasi, dan kegiatan matchmaking ini mencoba untuk menjembatani hal tersebut.

Dalam kegiatan tersebut, tujuh perusahaan Cina yang ingin bermitra bergerak di bidang pembiayaan investasi, tekstil, konstruksi, otomotif, perdagangan, pertanian, ekonomi digital dan sektor manufaktur. Selain tujuh perusahaan yang ingin bermitra, sebuah perusahaan di bidang industri plastik Biaxially Oriented Polypropylene Films (BOPP) turut menyampaikan minatnya untuk berinvestasi di Indonesia. Perusahaan direncanakan akan menanamkan modalnya sebesar 30 juta dolar AS dengan lokasi yang diminati yaitu Jakarta dan Semarang.

"Masalah  deal atau tidaknya itu urusan  business to business," ujar Franky di Jakarta, Rabu (13/7).

Menurut Franky, selama ini banyak investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia dan kesulitan mencari mitra lokal. Sementara beberapa bidang usaha yang ada masih mensyaratkan adanya presentase kepemilikan saham yang dimiliki oleh perusahaan Indonesia.

Sementara Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM Tampa Hutapea mengatakan, kegiatan matchmaking tersebut akan dioptimalkan untuk memenuhi kebutuhan investor Cina yang hadir. "Untuk lokasi investasi dapat juga memanfaatkan lokasi di kawasan industri yang ada, atau bila memang diluar dari lokasi yang ada kami akan mempertemukan dengan kawasan industri yang mereka minati," ujar Tamba.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement