Rabu 13 Jul 2016 07:58 WIB

Stok Beras Bulog Dinilai Mengkhawatirkan

Rep: Sonia Fitri/ Red: Nur Aini
Beras BULOG
Foto: Republika/Prayogi
Beras BULOG

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog diminta waspada dengan kondisi stok beras sebanyak 2,1 juta ton per awal Juli 2016. Stok tersebut dinilai rentan kekurangan. Apalagi pada Oktober sampai Januari tahun berikutnya pengadaan dalam negeri kecil berdasarkan pola pengadaan selama ini.

"Bulan-bulan begini kalau stok dua juta, itu kita harus waspada, Juli harus sudah menghitung," kata Mantan Kepala Bulog yang saat ini menjabat sebagai Ketua Umum Persatuan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia ( Perpadi) Sutarto Alimoeso, Selasa (12/7). Penghitungan data diupayakan akurat agar pengambilan keputusan sesuai kondisi di lapangan.

Bulan-bulan yang harus diwaspadai, kata dia, yakni tiga bulan terakhir dan tiga bulan awal tahun atau empat bulan akhir tahun dan dua bulan awal tahun, Keberhasilan Bulog dalam mengendalikan pasokan pangan ditentukan dari seberapa kuat pasokan di bulan-bulan tersebut.

Stok beras harus ditambah, idealnya dengan mengandalkan pengadaan dalam negeri. "Kalau stok tidak bertambah, padahal setiap bulan harus keluar 200 ribu ton, stok akhir akan berkurang," tuturnya.

Secara keseluruhan, jika produksi beras sepanjang tahun di atas lima persen, pemerintah tidak perlu impor. Tapi nantinya dalam penentuan pelaksanaan impor, perlu dipertimbangkan aspek perkembangan harga. "Kalau pasokan aman, sudah pasti harga terkendali," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement