REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga lelang ke-13, realisasi penerbitan surat berharga syariah negara (SBSN) mencapai Rp 138,7 triliun. Selain lelang rutin dua pekanan, Kementerian Keuangan masih menyisakan penerbitan sukuk tabungan (saving sukuk).
Hal ini disampaikan Direktur Pembiayaan Syariah Direktorat Pembiayaan dan Pengelolaan Risiko Kementerian Keuangan, Suminto, usai halal bi halal Kementerian Keuangan di Kompleks Kementerian Keuangan, Senin (11/7). Sukuk tabungan rencananya akan diterbitkan pada September mendatang.
Tingkat imbal hasil sendiri akan ditentukan mendekat waktu penawaran, sekitar pekan ke tiga atau empat Agustus. Besar imbal hasil pun akan mengikuti perkembangan pasar. ''Target spesifik belum ditentukan, yang pasti tidak besar,'' kata Suminto.
Dalam APBNP 2016, komposisi SBSN masih 24 persen dari total penerbitan surat berharga negara (SBN). Meski komposisi tetap, nilai terbitan SBSN sedikit naik dari sebelumnya. Pada APBN 2016 target SBSN aktif sebesar Rp 143 triliun.
Alokasi dana untuk proyek yang sudah ditetapkan sejak awal tahun tidak berubah, masih sebesar Rp 13,7 triliun. Di luar itu, proyek yang jadi dasar penebitan SBSN (underlying) ikut meningkat seiring peningkatan target nilai terbitan SBSN.