REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Rakyat Indonesia (BRI) menyatakan akan melakukan revisi rencana bisnis bank (RBB) guna mengantisipasi masuknya dana repatriasi tax amnesty.
Direktur Utama BRI, Asmawi Syam mengatakan, ia berharap adanya dana yang masuk dari kebijakan ini akan melonggarkan likuiditas perbankan dan memberi kemampuan pinjaman yang besar.
"Dampaknya kalau likuiditas longgar kan daya kemampuan kita memberi pinjaman lebih besar. Kualitas funding kita juga lebih bagus. Karena kan itu jangka panjang, istilahnya holding period. Kemudian bunganya juga kita bisa menyesuaikan," ujar Asmawi Syam di Jakarta, Kamis (7/7) lalu.
Selain itu, pihaknya juga akan merevisi target pertumbuhan fee based income. Sebab, dengan adanya satelit, semua yang berbasis teknologi akan beralih ke non interest income. Kalau semua di kredit, berarti non interest income.
Asmawi mengatakan, pihaknya masih melakukan simulasi terkait masuknya dana repatriasi ini. Menurutnya, pihaknya hanya dapat memprediksi, namun tidak ada angka yang bisa dipakai, seperti berapa jumlah dana yang akan masuk dan akan disalurkan ke mana.
"Kan bisa lari ke obligasi atau instrumen keuangan lain. Larinya juga ke bank, bank mana. Kita siap untuk menampung dana tersebut melalui Medium Term Note (MTN), deposito, dan instrumen-instrumen yang ada," kata Asmawi.