Kamis 07 Jul 2016 18:01 WIB

Tahun Ajaran Baru Dinilai tak akan Kerek Inflasi Juli

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nur Aini
Inflasi (ilustrasi)
Inflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Inflasi bulan Juli ini diprediksi lebih rendah daripada angka inflasi Juni lalu. Alasannya, pola perilaku konsumsi masyarakat setelah Lebaran dinilai akan menurun dibanding konsumsi saat bulan puasa. Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menilai, meski ada tahun ajaran baru untuk pelajar namun bila dibandingkan dengan kondisi saat Juni dan puasa, bulan Juli diprediksi masih normal.

"Kalau Juli, walaupun ada tahun ajaran baru dan inflasi agak lebih tinggi, tapi menurut kami polanya, pola yang normal.‎ Tapi belum tahu ya akan di bawah 0,6 persen. Saya belum lihat analisanya," ujar Mirza di kediaman Menteri Koordinator Perekonomian, Jakarta, Kamis (7/6).

Mirza berharap inflasi saat Ramadhan tahun depan bisa di bawah 0,5 persen. Dengan catatan, pemerintah mampu menjaga harga-harga makanan dan suplai.

"Inflasi pada saat bulan Ramadhan tahun ini lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Kemarin kita kan mencapai 0,6. Jadi lebih bagus pencapaiannya. Mudah-mudahan, tahun depan sesuai harapan Presiden. Itu akan bagus," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement