Ahad 26 Jun 2016 18:54 WIB

Atasi Polusi Udara, Industri Otomotif Siap Beralih ke Euro 4

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Maman Sudiaman
Indusri otomotif (iustrasi).
Foto: Republika/Yogi Ardhi
Indusri otomotif (iustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mendorong pemerintah agar segera membuat kebijakan untuk meningkatkan standar Euro 2 menjadi Euro 4. Tujuannya untuk meningkatkan penjualan ekspor kendaraan dan mengurangi tingkat polusi di dalam negeri.

Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan, saat ini di Indonesia masih diberlakukan standar emisi kendaraan bermotor Euro 2 sedangkan di sejumlah negara tujuan ekspor sudah menerapkan standar Euro 4. Hal ini yang membuat kendaraan produksi Indonesia sulit menembus pasar ekspor dan membuat industri otomotif di dalam negeri menjadi tidak efisien. Sebab, industri otomotif harus membuat dua jenis kendaraan yakni berstandar Euro 2 untuk pemenuhan pasar dalam negeri dan kendaraan Euro 4 untuk pasar ekspor. 

"Kami sudah sangat siap untuk beralih ke Euro 4, sekarang kami tinggal menunggu dari sisi kebijakan pemerintah," ujar Yohannes di Jakarta, Ahad (26/6).

Di regional ASEAN, ada tiga negara yang masih menggunakan standar Euro 2 yakni Indonesia, Myanmar, dan Laos. Menurut Yohannes, jika pemerintah tidak segera mengambil kebijakan untuk beralih ke Euro 4 maka biaya produksi di industri otomotif akan lebih mahal. Selain itu, dari sisi lingkungan juga tidak baik karena menyebabkan polusi. 

"Dengan beralihnya ke Euro 4 maka polusi akan turun dan efisiensi indusri otomotif menjadi lebih baik, sehingga kami bisa meningkatkan ekspor," kata Yohannes.

Sementara itu, Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto mengatakan, untuk mendorong ekspor Indonesia harus memproduksi sedan sesuai dengan selera pasar dunia. Menurutnya, Indonesia tidak bisa hanya menjadi basis produksi MPV saja namun harus ditambah dengan sedan dan SUV. Apabila hal ini terwujud, maka ekspor kendaraan Indonesia bisa mengalahkan Thailand.

Jongkie menambahkan, salah satu pendorong untuk meningkatkan ekspor yakni perpajakan. Saat ini Gaikindo bersama stakeholder terkait sedang melakukan studi terkait penurunan PPnBM, untuk melihat dampak dan keuntungannya. 

"Kami mau lihat dampaknya gimana, dan segmen mana saja yang meningkat pesat jika PPnBM diturunkan. Dari situ akan ada kesimpulan-kesimpulan sehingga nantinya bisa merubah sedikit peta industri otomotif kita, dengan menambahkan produksi sedan dan SUV," ujar Jongkie.

Sampai saat ini, Gaikindo tidak mengubah target penjualan yakni sebesar 1,05 juta unit mobil pada 2016. Sampai Mei 2016 penjualan mobil sudah mencapai sekitar 440 ribu unit. Diturunkannya suku bunga acuan diharapkan bisa mendongkrak daya beli, sehingga pada kuartal II 2016 penjualan mobil diprediksi lebih baik. 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement