Sabtu 25 Jun 2016 08:54 WIB

Wall Street Anjlok Setelah Inggris Tinggalkan Uni Eropa

Wall Street
Foto: AP/ Louis Lanzano
Wall Street

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Saham-saham AS berakhir melemah tajam pada Sabtu (25/6) pagi WIB mengikuti kekacauan global, setelah Inggris memilih untuk meninggalkan Uni Eropa dalam sebuah referendum bersejarah.

Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 611,21 poin atau 3,39 persen menjadi ditutup pada 17.399,86. Indeks S&P 500 merosot 76,02 poin atau 3,60 persen menjadi berakhir di 2.037,30, dan indeks komposit Nasdaq anjlok 202,06 poin atau 4,12 persen menjadi 4.707,98.

Kubu "Tinggalkan" memenangkan referendum Brexit Inggris pada Jumat pagi dengan mendapatkan hampir 52 persen suara, menarik negara itu keluar dari blok 28 negara Uni Eropa (UE) setelah menjalani keanggotaan selama 43 tahun.

Hasil referendum yang mengejutkan mengirim pasar global pada penurunan liar, dan dilihat oleh banyak ekonom sebagai ancaman terhadap stabilitas ekonomi global.

Pasar ekuitas Eropa menukik pada Jumat pada hasil referendum yang menakjubkan. Indeks acuan DAX di Bursa Efek Frankfurt, Jerman, terperosok 6,82 persen, sementara indeks CAC 40 Prancis tenggelam 8,04 persen.

Di Asia, saham Tokyo juga anjlok pada Jumat, dengan indeks acuan saham Nikkei kehilangan hampir 8,0 persen, sedangkan indeks acuan Tiongkok, indeks komposit Shanghai merosot 1,30 persen menjadi 2.854,29 poin.

"Reaksi pasar lebih besar dari itu mungkin terjadi jika para pedagang tidak begitu yakin Inggris akan tetap," kata Chris Low, kepala ekonom di FTN Financial.

Di sisi ekonomi AS, pesanan baru untuk barang tahan lama manufaktur pada Mei menurun 5,3 miliar dolar AS, atau 2,2 persen, menjadi 230,7 miliar dolar AS, Departemen Perdagangan mengumumkan pada Jumat.

"Kemunduran pada Mei diperkirakan tetapi lebih besar daripada yang diantisipasi, penurunan berbasis luas membantu memperkuat pelemahan yang mendasari. Sebuah dolar yang kuat dan melemahnya pertumbuhan global telah menekan permintaan untuk barang-barang AS selama lebih dari dua tahun terakhir," kata Sophia Kearney-Lederman, seorang analis ekonomi di FTN Financial.

Sementara itu, sentimen konsumen AS turun pada Juni karena meningkatnya kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi di waktu mendatang. Angka akhir sentimen konsumen untuk Juni turun menjadi 93,5 dari 94,7 pada Mei, menurut indeks sentimen konsumen Thomson Reuters/University of Michigan pada Jumat.

Untuk minggu ini, semua tiga indeks utama menderita kerugian besar, dengan Dow, S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 1,6 persen, 1,6 persen dan 1,9 persen.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement