Senin 13 Jun 2016 14:10 WIB

Penyerapan KUR Hampir 50 Persen dari Target

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
Penyaluran KUR di Serang.
Foto: Ist
Penyaluran KUR di Serang.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Koordinasi (Kemenko) Perekonomian mengkalim bahwa pemerintah melalui perbankan dan lembaga keuangan telah menyalurkan dana kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp 46,1 triliun. Nilai ini berdasarkan data per 6 Juni 2016.

Menko Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, tujuan dari penyaluran KUR adalah meningkatkan daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan peningkatan UMKM maka bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.

"Kita juga melakukan sejumlah relaksasi agar dana KUR ini bisa terserap efektif," ujar Darmin dalam pemaparan di Badan Anggaran (Banggar) DPR, Senin, (13/6).

Relaksasi ini berupa perubahan pagu suku bunga KUR dari 12 persen menjadi sembilan persen. Selain itu, dana KUR ini juga kemudian bisa diberikan kepada calon pekerja magang di luar negeri. Kemenko juga memberikan perluasan pada sektor jasa kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya sebagai sektor yang biasa dibiayi KUR.

Darmin mengatakan, penyaluran anggaran KUR sebesar 46,1 triliun ini terbagi menjadi tiga bagian yaitu KUR untuk Mikro sebesar Rp 29,9 triliun, KUR Ritel 16,1 triliun, dan KUR penempatan TKI sebesar Rp 35,3 miliar.‎ Untuk jumlah debitur, hingga akhir Mei debitur yang menggunakan dana KUR telah mencapai 1.644.062‎. Penyerapan KUR ini pun diharap mampu menyerap sekitar 1,9 juta tenaga kerja baru.

Sementara bank yang telah banyak menyalurkan dana KUR ini adalan bank BRI, Mandiri, dan BNI, ditambah bank-bank kecil. Untuk daerah yang banyak mendapatkan dana KUR tersebar di Jawan Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Sumatra Utara, dan Bali.

Mantan Gubernur Bank Indonesia ini menjelaskan, pemerintah sangat berharap agar perbankan bisa lebih banyak menyalurkan dana KUR mereka melalui KUR Mikro atau yang lebih terarah kepada petani. Sebab untuk KUR Ritel yang banyak diberikan kepada pedagang, sebab saat KUR diberikan ke pedagang, mereka sebenarnya telah punya untung walaupun KUR yang diberikan sedikit.

"‎Perbankan sekarang ingin menaikan plafon untuk ritel, tapi kita belum berikan. Kita ingin agar mikro yang dikembangkan. Mikro itu kan petani, kita lebih senang petani dulu," ujar Darmin.

Menurut Darmin, meski pemerintah saat ini kekurangan fiskal, tapi hal ini tidak akan mempengaruhi dana untuk KUR yang berkisar Rp 100 triliun. Dengan data mencapai Rp 46,9 triliun pada awal Juni, Darmin yakin bahwa target pemerintah untuk menyalurkan KUR mencapai Rp 100 triliun bisa tercapai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement