Kamis 09 Jun 2016 19:35 WIB

Subsidi Solar Dipangkas Rp 650 per Liter, Harga Dijamin tak Berubah

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas melakukan pengisian solar kapal nelayan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Jumat (6/2).(Republika/Prayogi)
Foto: Republika/Prayogi
Petugas melakukan pengisian solar kapal nelayan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Jumat (6/2).(Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah berencana untuk mengurangi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis solar dari sebelumnya dialokasikan Rp 1.000 per liter menjadi hanya Rp 350 per liter. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said menjelaskan bahwa pemotongan subsidi sampai Rp 650 per liter ini sejalan dengan rencana Presiden Jokowi untuk mengalihkan subsidi dari sektor konsumtif ke sektor pembangunan yang produktif. 

Meski jatah subsidi dipangkas, Sudirman menjamin bahwa harga BBM jenis solar tidak akan ikut melonjak. Ia memaparkan, angka pengurangan sebesar Rp 650 per liter sebetulnya sudah melalui perhitungan dengan mempertimbangkan keuntungan yang masih disimpan oleh PT Pertamina (persero) dari penjualan solar hingga saat ini. 

"Kenapa angkanya segitu kita melihat ingin ketemu angka tidak perlu melakukan perubahan angka dalam waktu dekat. Kalau lebih dari Rp 650 mungkin ada perubahan harga. Masih punya simpanan bantalan jadi ga perlu ubah harga BBM," kata Sudirman, Kamis (9/6). 

Sudirman menambahkan, langkah pemerintah ini dinilai sudah sangat berhati-hati. Ia berkaca pada Venezuela yang ekonominya sempat anjlok lantaran turunnya harga minyak dunia, di mana pada saat yang sama alokasi subsidi BBM oleh pemerintah masih tergolong besar. Karenanya, subsidi BBm di Indonesia sedang diarahkan untuk diberikan secara tepat sasaran termasuk dengan cara memberikan bantuan sosial dan pembangunan fasilitas pendidikan. 

"Bukan subsidi yang ditempelkan ke BBM sementara penikmatnya menegah atas," jelasnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement