Jumat 03 Jun 2016 13:50 WIB

Kementerian ESDM: Investasi Panas Bumi Perlu Dana Besar

Potensi Panas Bumi Indonesia
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Potensi Panas Bumi Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Panas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yunus Saefulhak mengingatkan bahwa investasi geothermal atau panas bumi memerlukan dana besar sehingga perbankan diharapkan mau mengucurkan dana untuk itu.

"Panas bumi itu investasinya besar sehingga butuh pendanaan yang juga besar dan pemain yang benar-benar mengerti akan geothermal," kata Yunus dalam diskusi di Kantor Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) ESDM di Jakarta, Jumat (3/6).

Dia juga mengemukakan adanya penugasan kepada BUMN terkait dengan panas bumi juga dinilai bakal menambah variasi investor dalam sektor gas alam, namun BUMN itu juga harus memenuhi sejumlah persyaratan. Ia juga mengutarakan harapannya agar setelah keluar feed-in tariff yang terbaru tidak akan ada lagi resistensi dan hambatan terhadap pengembangan beragam energi baru dan terbarukan di Tanah Air termasuk panas bumi.

Selain itu, lanjutnya, mengingat sumber panas bumi yang potensinya masih besar di Indonesia maka juga ada berbagai pihak yang juga ingin melakukan eksplorasi di sini seperti perusahaan asal negara tetangga, Filipina. Feed-in tariff adalah mekanisme yang biasanya dikeluarkan di berbagai negara untuk mendorong pengembangan energi terbarukan yaitu dengan bentuk penawaran kontrak jangka panjang kepada pihak yang memproduksi energi terbarukan tersebut.

Dibandingkan dengan membayar jumlah yang sama untuk energi yang dihasilkan, biasanya feed-in tariff memberikan tarif harga yang lebih murah per kilowatt hour (KWH) guna mengurangi beban biaya teknologi. Dengan kata lain, feed-in tariff adalah menawarkan semacam kemudahan yang berbasis pengurangan biaya kepada pihak produsen energi terbarukan guna mendapatkan kepastian harga serta membantu finansial investasi energi terbarukan tersebut.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement