Selasa 31 May 2016 17:43 WIB

BPS: Waspadai Kenaikan Harga Gula Pasir Jelang Ramdhan

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nidia Zuraya
Pedagang menimbang gula pasir di Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pedagang menimbang gula pasir di Pasar Senen, Jakarta Pusat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain mengantisipasi kenaikan harga bawang merah dan daging yang masih tinggi, pemerintah juga harus mewaspadai kenaikan harga gula pasir.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Sasmito Hadi Wibowo mengatakan,‎ selain bawang merah dan daging yang selama ini menjadi perhatian pemerintah dan publik karena harga yang masih meroket, kenaikan harga sembako yang lain juga mesti diwaspadai. Sebab kebutuhan pangan pada bulan Ramadhan dan perayaan Idul Fitri akan ikut meningkat.

"Yang patut diwaspadai juga minyak goreng, kemudian gula pasir. Ini biasanya ikut naik harganya," ujar Sasmito di kanto Menko Perekonomian, Selasa (31/5).

Menurut Suryamin, kenaikan minyak goreng dan gula pasir dikarenakan masyarakat akan banyak menggunakan minyak goreng untuk makanan yang disediakan pada saat buka puasa. Selain digunakan oleh masyarakat dan pedagang dadakan akan bermuculan yang mengakibatkan kebutuhan minyak goreng bertambah.

Sementara gula pasir, harganya diprediksi ‎meningkat karena gula kerap digunakan untuk membuat kue Idul Fitri yang menjadi ciri khas masyarakat Indonesia pada hari perayaan ini. "Harga keduanya memang ga terkalu/ngerek/ (naik), masih standar. Tapi memang ada," paparnya.

‎Sementara untuk harga beras, Sasmito menyebu bahwa harganya masih turun dikarenakan musim panen yang baru selesai. Bahkan masa panen ini masih bisa dirasakan hingga bulan Mei. Untuk harga daging masih mengalami kenaikan di sejumlah daerah.

"Bawang kita harapkan aman. Ada beberapa daerah yang naik dan beberapa yang turun. Kalau Mei masih aman, gatau kalau Juni," ujarnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement