Selasa 31 May 2016 06:36 WIB

Pemerintah Sebut Impor Pangan untuk Melawan Spekulan

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Nur Aini
Daging Sapi Impor
Foto: Republika-Wihdan Hidayat
Daging Sapi Impor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga pangan menjelang bulan Ramadhan dinilai bukan hanya karena adanya keterbatasan pasokan. Tetapi juga karena adanya para spekulan yang mulai mempermainkan harga.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, kebijakan impor diambil salah satunya untuk mencegah aksi spekulan. "Sekarang harga pasar itu ada di tangan-tangan yang ingin memperkuat dan mempermainkan harga," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (30/5).

Pramono mengatakan, Presiden Joko Widodo betul-betul ingin membalikkan tren yang selama ini terjadi bahwa pada bulan puasa dan Lebaran harga-harga selalu naik. Karena itu, Presiden berulang kali telah menginstruksikan kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman, Menteri Perdagangan Thomas Lembong, dan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk memastikan harga komoditas utama turun. Ketiga menteri tersebut kembali dipanggil oleh Presiden pada Senin (30/5) pagi.

"Karena harganya sudah berubah tinggi, maka harus diturunkan," ujarnya.

Pramono mencontohkan, harga daging sapi saat ini sudah mencapai Rp 130 ribu per kg. Presiden, kata dia, ingin harga daging sapi bisa turun menjadi Rp 80 ribu per kg. Harga pangan dan bahan makanan lainnya seperti beras, bawang, dan daging ayam juga harus terus diturunkan.

"Presiden ingin harga daging sapi Rp 80 ribu per kg. Bagaimana caranya, ya impor dibuka. Karena tidak memungkinkan kalau dibiarkan orang yang menguasai pasar saat ini pasti harga akan melonjak," ujar Pramono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement