REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Para petani bawang merah di Kabupaten Indramayu kecewa dengan keputusan pemerintah yang akan mengimpor bawang merah. Keputusan itu akan menghancurkan harga bawang merah lokal sehingga merugikan mereka.
''Ya jelas sangat kecewa. Pemerintah tidak berpihak pada nasib petani dan lebih memilih impor,'' ujar seorang petani bawang merah asal Desa/Kecamatan Patrol, Kabupaten Indramayu, Kholis, Ahad (29/5).
Kholis mengatakan, untuk menanam bawang merah, petani harus mengeluarkan modal yang besar. Selain untuk membeli bibit yang harganya mahal, petani juga harus menghadapi serangan hama yang terus menerus menyerang tanaman bawang merah.
Dengan semua usaha itu, petani berharap harga bawang merah bisa tinggi saat panen supaya mereka bisa meraup keuntungan. Namun, dengan adanya impor, harga bawang merah di tingkat petani akan hancur.
''Harusnya pemerintah mensejahterakan petani, bukan malah menghancurkan nasib petani,'' tegas Kholis.
Seorang petani bawang merah lainnya asal Desa Mekarsari, Kecamatan Patrol, Durnia, juga mengaku sangat kecewa setelah mendengar informasi bahwa pemerintah akan mengimpor bawang merah.
''Petani sudah susah payah menanam bawang merah, pemerintah malah impor lagi,'' keluh Durnia.
Durnia berharap, pemerintah bisa memperjuangkan nasib petani bawang merah dengan tidak melakukan impor. Pasalnya, impor akan membuat harga bawang merah di tingkat petani menjadi anjlok.