Selasa 24 May 2016 16:57 WIB

Harga Bawang Merah di Purwokerto Melonjak

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nur Aini
Harga bawang merah naik (ilustrasi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Harga bawang merah naik (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Harga bawang merah di wilayah eks-Karesidenan Banyumas, mendekati bulan puasa justru makin menjulang. Harga bawang yang dalam kondisi normal hanya sebesar Rp 20-23 ribu per kg, kini sudah mencapai Rp 43 ribu per kg. Itu pun untuk kualitas bawang yang berukuran kecil. Sedangkan untuk kualitas super yang besar, mencapai Rp 60 ribu per kg.

Dari pantauan di beberapa pasar tradisional di Kota Purwokerto, kenaikan harga bawang merah ini juga diikuti dengan harga bawang putih. Meski kenaikannya dari harga normal tidak terlalu tinggi, tetapi kisaran harganya saat ini sudah sama dengan harga bawang merah. ''Normalnya, harga bawang putih sekitar Rp 27 ribu per kg. Tapi sekarang sudah mencapai Rp 40 ribu per kg,'' kata Nano (46 tahun), pedagang di Pasar Manis Purwokerto, Selasa (24/5).

Menurutnya, harga komoditas yang saat ini juga masih bertahan tinggi adalah gula pasir. ''Sepekan lalu, harga gula pasir sempat menyentuh Rp 17 ribu per kg. Meski sudah mulai turun, tapi harganya masih tinggi, masih Rp 15 ribu per kg. Harga normalnya hanya Rp 12 ribu per kg,'' katanya.

Tingkat harga yang tinggi untuk ketiga komoditas tersebut, juga terjadi di Pasar Segamas Kota Purbalingga.  Harga bawang merah mencapai Rp 45 ribu untuk kualitas biasa, dan bawang putih Rp 40 ribu per kilogram. Sedangkan gula pasir bertengger di harga Rp 15 ribu per kg.

Kepala UPT Pasar Segamas Sunarto mengatakan, mengaku untuk ketiga komoditi tersebut memang harganya mengalami kenaikan. Namun untuk harga beberapa kebutuhan lainnya, ada yang stabil dan bahkan turun. Seperti cabai merah besar keriting dan cabai rawit merah yang hari sebelumnya dihargai Rp 20 ribu per kilogram, saat ini turun menjadi Rp 18 ribu. Demikian juga harga daging sapi, turun dari Rp 120 ribu per kg menjadi Rp 115 ribu per kg.

''Harga komoditas di pasar Purbalingga juga tidak bisa dilepaskan dari kondisi harga di pasar wilayah lain. Kalau di wilayah lain naik, di Purbalingga juga pasti naik,'' katanya.

Baca juga: Pemerintah akan Impor 2.500 Ton Bawang Merah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement