REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf (JK) optimistis kontribusi produktifitas pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) dapat meningkat hingga 20 persen dari 15 persen. Peningkatan sumbangan terhadap PDB ini dapat terjadi jika menggunakan teknologi yang dapat membantu meningkatkan produktifitas hasil pertanian.
"Ini kan tergantung produktifitas. Kalau produktifitasnya naik 50% bisa naik 20%. Kalau secara keseluruhan belum bisa tapi pasti naik," kata JK saat menghadiri acara Inovasi Pembiayaan Sektor Agro dalam Mendukung Implementasi Financial Inclusion di Balai Kartini, Jakarta, Senin (23/5).
Lebih lanjut, JK mengatakan, sebanyak 26 juta atau sekitar 35-40 persen penduduk Indonesia bekerja di sektor pertanian. Namun, sektor pertanian hanya menyumbang 15 persen PDB.
Artinya, produktifitas pertanian tergolong masih rendah dibanding sektor ekonomi lainnya. Lahan pertanian pun, lanjut dia, saat ini semakin menyempit. Padahal, kebutuhan makanan penduduk Indonesia semakin meningkat.
Karena itu, pemerintah pun terpaksa mengimpor bahan kebutuhan pokok. "Tentu solusinya cuma satu, produktifitas yang dinaikkan," kata JK.
Ia mengatakan, produksi hasil pertanian kopi pun saat ini tercatat masih rendah. Indonesia hanya dapat memproduksi sekitar 600-700 kg kopi per hektar. Sedangkan Vietnam telah berhasil memproduksi lebih dari dua ton per hektar.
Tak hanya itu, produksi coklat di Indonesia juga tercatat masih rendah, yakni hanya setengah ton per hektar.