Jumat 20 May 2016 15:42 WIB

Ekspor Batik Indonesia Tembus Rp 2,1 Triliun

 Menperin Saleh Husin berbincang dengan Ketua Umum Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) Ibu Sendy Dede Yusuf memperhatikan kain batik kontemporer yang turut dipamerkan pada pameran Pesona Batik Pesisir Utara Jawa Barat bertema “Urat Nadi Penjaga Tradisi”, di Ja
Foto: Dok Republika
Menperin Saleh Husin berbincang dengan Ketua Umum Yayasan Batik Jawa Barat (YBJB) Ibu Sendy Dede Yusuf memperhatikan kain batik kontemporer yang turut dipamerkan pada pameran Pesona Batik Pesisir Utara Jawa Barat bertema “Urat Nadi Penjaga Tradisi”, di Ja

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perindustrian (Menperin) Saleh Husin terus mendorong pemakaian dan konsumsi batik Indonesia. Di setiap kesempatan, masyarakat diminta memprioritaskan penggunaan batik.

“Batik adalah produk budaya Indonesia yang bernilai seni sekaligus ekonomi tinggi. Bagaimana caranya berkontribusi industri batik? Cara yang mudah dan konkrit, dengan kita memakai dan membeli batik Indonesia sama juga turut menghidupkan para pembatik skala kecil, menengah hingga besar,” kata Menperin pada acara peresmian Pesona Batik Pesisir Utara Jawa Barat yang digelar oleh Yayasan Batik Jawa Barat di Jakarta, kemarin.

Sedangkan bagi pelaku usaha, baik yang tengah merintis maupun telah mengembangkan bisnis batik, menjual dan mempromosikan batik juga termasuk cara melestarikan batik. Selain tentu saja mendapatkan keuntungan materi.

“Saya perhatikan, setiap daerah memiliki batik khas masing-masing dan makin ke sini motif dan potongan bajunya semakin menarik. Ini yang membuat anak-anak muda semakin bangga memakai batik,” ujarnya.

Lebih luas lagi, menurutnya, semakin sering memakai batik Indonesia maka batik kita semakin mendunia. Nilai ekonomi batik juga tinggi terlihat dari ekspor batik pada tahun 2015 yang mencapai 3,1 miliar dolar AS atau mencapai hampir Rp 2,1 triliun. Angka itu tumbuh 10 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Pasar ekspor utama batik adalah Jepang, Amerika Serikat, Eropa dan terus meluas.

Menperin menuturkan, keanekaragaman motif batik Indonesia juga diperkaya dari batik Jawa Barat yang cukup banyak menarik perhatian konsumen. Seperti halnya batik pesisir utara Jawa Barat yang dipengaruhi oleh budaya Cina.

Ketua Yayasan Batik Jawa Barat, Sendy Dede Yusuf mengatakan pihaknya aktif mendampingi dan memberi pembekalan kepada pembatik Jabar sejak organisasi ini berdiri pada Agustus 2008. “Tak hanya di produksi, kami bantu di sisi pemasaran. Kini sudah ada kelompok-kelompok usaha di 27 kabupaten/kota di Jabar, juga terbentuk koperasi-koperasi,” ujarnya.

Pihaknya menggelar acara ini dengan menggelar rangkaian acara berupa pameran batik pesisir utara Jabar, pameran revitalisasi batik keraton Cirebon dan peluncuran buku. Selain itu, penyerahan sertifikat Hak Kekayaan Intelektual untuk karya perajin batik anggota YBJB, penyerahan bantuan kompor batik, dana bergulir, peragaan dan bazaar busana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement