REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dua perusahaan yang bergerak di sektor konstruksi asal Jepang berminat untuk berinvestasi di Indonesia senilai Rp 4 triliun.
Dua perusahaan konstruksi itu, menurut Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani, berminat investasi di bidang konstruksi dengan nilai investasi mencapai Rp3,5 triliun, serta di bidang usaha depo bangunan dengan rencana investasi senilai Rp 500 miliar.
"Perusahaan rencananya akan mengikuti dua proyek infrastruktur yang ada di Indonesia senilai Rp2,5 triliun. Selain itu, perusahaan juga merencanakan untuk membangun apartemen di wilayah Jabodetabek dengan nilai investasi mencapai Rp 1 triliun," katanya dalam siaran pers di Jakarta, Jumat (20/5).
Selain minat perusahaan konstruksi terkait, perusahaan yang bergerak di bidang home improvement menyatakan ingin membangun sebuah depo bangunan yang menyediakan peralatan bangunan untuk distributor kontruksi. Untuk usahanya tersebut, perusahaan membutuhkan lahan seluas 2.000 meter persegi dengan rencana nilai investasi mencapai Rp 500 miliar.
"Untuk perusahaan home improvement, mereka berencana untuk membangun depo bangunan dengan luas lahan 2.000 meter persegi sesuai dengan ketentuan DNI. Mereka serius untuk investasi di Indonesia, terutama setelah mengetahui adanya sistem Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) online," ujarnya.
Franky juga menyebut dua perusahaan tersebut terbilang serius untuk berinvestasi, karena telah siap untuk joint venture dengan mitra lokal yang dipilihnya.
Berdasarkan data BKPM, realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang pada tahun 2015 tercatat sebesar 2,87 miliar dolar AS, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja dan tersebar masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.
Pada Kuartal I 2016, investasi Jepang di Indonesia tercatat mencapai 1,58 miliar dolar AS terdiri dari 427 proyek dan menyerap 28.377 tenaga kerja. Posisi Jepang berada di peringkat kedua dari daftar negara sumber investasi di Indonesia, di bawah Singapura dan di atas Hong Kong, Cina dan Belanda.