Selasa 17 May 2016 15:45 WIB

Peminjaman Dana ke IDB akan Diperketat

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Nur Aini
 Sidang tahunan IDB ke-41 di Jakarta Convention Center (JCC), Ahad (15/5).  (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Sidang tahunan IDB ke-41 di Jakarta Convention Center (JCC), Ahad (15/5). (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID,‎ JAKARTA -- ‎Islamic Development Bank (IDB) atau Bank Pembangunan Islam sudah mempersiapkan skema baru peminjaman dana. Skema ini dilakukan karena IDB menilai terdapat dana yang dipinjamkan tidak terlihat hasilnya.

Direktur Departemen Strategi dan Perencanaan IDB Raffe Yusoff‎ mengatakan, dalam 10 tahun ke belakang sejak 2006-2015 IDB telah banyak memberikan bantuan dana untuk negara anggota. Namun bantuan ini dianggap belum memperlihatkan dampak yang signifikan untuk pertumbuhan perekonomian negara tersebut. Hal ini dikarenakan IDB kesulitan untuk melakukan evaluasi dari apa yang dirancang negara anggota.

"Dulu saat ada negara yang meminjam, kita kasih saja. Tapi kita tidak tahu target seperti apa‎ yang mereka ingin capai. Makanya kita tidak tahu apa hasilnya dari dana itu," ujar Raffe dalam acara Annual Meeting IDB ke-41, di Jakarta, Selasa (17/5).

Untuk mengantisipasi kesalahan ini berulang, IDB telah menyiapkan konsep baru kepada negara anggota yang akan meminta bantuan. Menurut Raffe, konsep ini sebenarnya tidak berbeda dengan cara lama, hanya saja pada proposal peminjaman dana, negara yang mengajukan dana harus mencantumkan target apa yang ingin dicapai dari peminjaman ini. Jangan sampai dana yang dipinjam hanya untuk pembangunan yang tidak bermanfaat pada masyarakat luas.

"Jadi kalau ada peminjaman untuk bangun jalan, kita tahu jalan ini untuk apa. Apakah bisa menumbuhkan perekonomian, dan berdampak pada masyarakat atau tidak," ungkap Raffe.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement