Selasa 17 May 2016 06:35 WIB

Harga Minyak Dunia Capai Angka Tertinggi 2016

Ilustrasi harga minyak mentah dunia.
Foto: EPA/Mark
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak melonjak ke tingkat tertinggi dalam enam setengah bulan terakhir pada Senin (16/5) atau Selasa (17/5) pagi WIB, setelah Goldman Sachs mengatakan pasar menghadapi defisit pasokan jangka pendek karena gangguan produksi.

Sebuah laporan yang banyak dikutip oleh raksasa perbankan AS mengatakan gangguan pasokan di Nigeria dan permintaan secara keseluruhan lebih baik telah menciptakan krisis pasokan mengejutkan dalam jangka pendek. "Karena masing-masing pergeseran ini signifikan dalam besarannya, pasar minyak telah pergi dari mendekati kejenuhan penyimpanan menjadi defisit jauh lebih awal dari yang kami perkirakan," kata Goldman.

Selain Nigeria, pasar minyak juga memonitor gangguan produksi di Kanada karena kebakaran hutan dan krisis politik di Venezuela yang diperkirakan akan menahan produksi di negara pengekspor minyak Amerika Selatan itu. "Sentimen ini tentu bullish," kata Tim Evans, analis Citi Futures, menambahkan bahwa ia masih memandang pasar sebagai overbought dan rentan terhadap koreksi."

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik 1,51 dolar AS menjadi berakhir pada 47,72 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Minyak Brent North Sea untuk pengiriman Juli naik 1,14 dolar AS menjadi menetap di 48,97 dolar AS per barel di perdagangan London.

Perkiraan Goldman adalah yang terbaru dalam serangkaian laporan yang menunjukkan pasar lebih ketat. Badan Energi Internasional (IEA) pekan lalu memprediksi kelebihan pasokan akan menyusut di paruh kedua tahun ini, sebagian karena permintaan lebih kuat daripada perkiraan dari India.

Namun, Goldman memberikan prospek yang meredam sisa 2016 tersebut, mengatakan produksi kuat di Irak dan Iran, di antara faktor-faktor lain, yang akan menggeser pasar kembali menjadi surplus pada kuartal pertama 2017, menjaga harga di 45 dolar AS per barel.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement