Kamis 12 May 2016 20:17 WIB

General Electric Targetkan Porsi Besar dalam Proyek 35 Ribu MW

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Dwi Murdaningsih
CEO General Electric (GE) Indonesia Handry Satriago (tengah).
Foto: Antara
CEO General Electric (GE) Indonesia Handry Satriago (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perusahaan teknologi dan jasa asal AS, General Electric (GE) menyatakan telah mengakuisisi bisnis energi Alstom, sebuah perusahaan pembangkit listrik, transportasi rel, dan kapal asal Perancis.  Aksi korporasi ini diyakini menjadi dorongan kuat bagi GE untuk bisa ambil bagian lebih banyak dalam proyek 35 ribu Mega Watt (MW).

Chief Executive Officer GE Indonesia Handry Satriago mengaku yakin bahwa pihaknya akan berkontribusi besar dalam pembangunan pembangkit listrik khususnya untuk mendukung program 35 ribu MW.

"Kami bahkan mampu berkontribusi lebih besar lagi dengan portofolio solusi energi dan listrik yang lebih komprehensif berkat akuisisi kami terhadap Alstom. Akuisisi bisnis energi Alstom ini merupakan investasi industri terbesar GE dan sangat penting bagi transformasi yang sedang kami lakukan," kata Handry dalam konferensi persnya di hotel Mulia, Kamis (12/5).

Handry menjelaskan bahwa  dengan adanya akuisisi itu, maka GE akan menjadi perusahaan dunia yang mampu melayani pelanggan dengan apapun kebutuhannya dengan menyiapkan solusi mulai dari Water system, boiler, HRSG, Pembangkit Listrik Tenaga Uap, serta turbin gas, hingga sistem pengendaliannya, grid management dan teknologi terbarukan.

"Dengan kombinasi portofolio solusi GE dan Alstom, kami memiliki infrastruktur yang lebih kokoh dan menjadi pelopor teknologi untuk menyediakan beragam solusi pembangkit listrik yang lebih baik," katanya

Terkait upaya untuk memenuhi kebutuhan listrik melalui proyek 35 ribu MW, Handry menyatakan bahawa pihaknya telah melakukan kontrak dengan pemerintah Indonesia sebanyak 11 ribu MW. Menurutnya dengan diakuisisinya Alstom, maka GE saat ini sudah berkontribusi dalam hal dukungan teknologi sebesar 30 persen dari seluruh instalasi listrik yang ada di Indonesia.

"Kita saat ini juga memiliki lebih dari 10 ribu pembangkit terinstal di seluruh dunia. Dengan (akuisisi) itu kita akan menjadi lebih besar," kata dia.

Mengacu kepada Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik PLN tahun 2015 – 2024, konsumsi listrik Indonesia diprediksi akan meningkat rata-rata 8,7 persen per tahun dengan jumlah pelanggan diprediksi akan meningkat dari 60,3 juta pada tahun 2015 menjadi 78,4 juta pada tahun 2022. Tingkat pertumbuhan inilah yang menjadi basis program pemerintah terkait penambahan kapasitas listrik sebesar 35 GW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement