REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sulut Peter Jacobs mengatakan penyesuaian suku bunga dana yang masih terus berlanjut dalam beberapa waktu terakhir setelah penurunan suku bunga acuan (BI Rate) hingga Maret 2016 masih diindikasi menjadi faktor penyebab perlambatan Dana Pihak ketiga (DPK) di Sulawesi Utara.
"Komposisi DPK, masih didominasi oleh tabungan senilai Rp9,4 triliun atau sekitar 43,8 persen, diikuti deposito Rp7,0 triliun (32,83 persen) dan Giro senilai Rp5,0 triliun (23,30 persen)," kata Peter di Manado, Sabtu (7/5).
Meski demikian, katanya, kontribusi tabungan dan deposito tercatat mengalami penurunan, sebaliknya sumbangan komponen giro mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Peter menambahkan perlambatan tersebut didorong oleh perlambatan pada seluruh jenis penggunaan kredit.
"Di tengah perlambatan tersebut, sektor pengadaan listrik, gas dan produksi es tercatat tumbuh signifikan secara tahunan. Hal ini didorong oleh pembangunan infrastruktur air bersih pada beberapa daerah, salah satunya Kabupaten Minahasa," ujarnya.
Dia mengharapkan masyarakat di Sulut dapat memanfaatkan perbankan untuk menyimpan dana di perbankan. "Masyarakat tidak perlu khawatir karena menyimpan dana di bank karena sangat aman dan dijamin oleh lembaga penjamin simpanan (LPS)," ujarnya. Perbankan di Sulut, katanya, siap membantu dan memberikan berbagai macam program dan produk tabungan yang sesuai dengan kebutuhan serta keinginan nasabah.