Sabtu 07 May 2016 06:33 WIB

Kebakaran di Kanada Picu Kenaikan Harga Minyak Mentah Dunia

Ilustrasi harga minyak mentah dunia.
Foto: EPA/Mark
Ilustrasi harga minyak mentah dunia.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Harga minyak mentah dunia berakhir sedikit lebih tinggi pada Jumat (6/5) atau Sabtu (7/5) pagi WIB, karena para produsen oil sands Kanada mengurangi lebih banyak produksi mereka akibat kebakaran besar mengelilingi Fort McMurray, Alberta.

Patokan harga minyak mentah di pasar Amerika Serikat (AS), minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Juni naik 34 sen menjadi berakhir di 44,66 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Di pasar London, minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juli menetap pada 45,37 dolar AS per barel, naik 36 sen dari penutupan Kamis (5/5).

WTI kehilangan hampir tiga persen selama seminggu, menghentikan empat keuntungan mingguan berturut-turut, dan Brent merosot lebih dari empat persen. 

Harga minyak naik di tengah berlanjutnya kekhawatiran atas kebakaran hutan besar-besaran di wilayah Kanada. Kebakaran hutan mengamuk di bagian barat Kanada yang telah memaksa evakuasi besar-besaran di Fort McMurray pada Jumat (6/5).

Kebakaran yang meluas tampak belum secara langsung merusak lokasi-lokasi tambang minyak, namun evakuasi lebih dari 100 ribu orang di kawasan itu memaksa perusahaan-perusahaan untuk memangkas produksi mereka. "Saat ini diperkirakan bahwa hingga satu juta barel per hari produksi minyak Kanada telah berkurang," kata Matt Smith dari ClipperData seperti dikutip Xinhua.

Akibat kobaran api beberapa jaringan pipa minyak telah ditutup. Beberapa perusahaan produsen minyak termasuk Suncor Energy, Shell dan Husky menutup pabrik atau mengurangi produksi mereka.

Smith mencatat bahwa Kanada memproduksi minyak mentah sekitar empat juta barel per hari, dan kira-kira 80 persen dari jumlah itu diproduksi di Alberta, di mana sebagian besar dihasilkan dari oil sands. Sebagian besar dari jumlah itu disalurkan ke pasar AS.

"Sementara infrastruktur belum rusak, evakuasi staf digabung dengan penutupan pencegahan jaringan pipa adalah apa yang mendorong penurunan produksi," kata Smith.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement