REPUBLIKA.CO.ID, CHICAGO -- Harga emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun lagi pada Rabu (4/5) atau Kamis (5/5) pagi WIB, karena kenaikan teknis memberikan tekanan terhadap logam mulia setelah mendekati tertinggi dalam 15 bulan terakhir. Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Juni turun 17,40 dolar AS, atau 1,35 persen, menjadi menetap di 1.274,40 dolar AS per ounce.
Laporan ketenagakerjaan ADP (Automated Data Processing) berbasis di AS yang dirilis pada Rabu (4/5), menunjukkan harapan untuk data penggajian swasta naik hanya 156 ribu, jauh lebih buruk dari perkiraan.
Para analis mencatat bahwa laju berita ketenagakerjaan yang baik sudah tinggi baru-baru ini, dan bahwa investor memperkirakan data ketenagakerjaan pada akhirnya akan melemah, jadi ini mungkin tidak memiliki banyak pengaruh terhadap harga emas sekalipun itu terjadi tanpa konteks data ketenagakerjaan yang kuat secara historis.
Logam mulia mendapat dukungan ketika laporan yang dirilis oleh Departemen Perdagangan AS pada Rabu (4/5) menunjukkan defisit perdagangan internasional menurun menjadi 40,4 miliar dolar AS, yang biasanya akan menjadi tanda positif. Tetapi dalam kasus ini, para analis mencatat bahwa impor turun sebesar 3,6 persen selama Maret, yang mereka yakin merupakan indikasi permintaan domestik lebih lemah karena barang-barang konsumsi menunjukkan pelemahan.