Selasa 03 May 2016 07:10 WIB

Indef Pertanyakan Data Deflasi BPS

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nidia Zuraya
Deflasi (ilustrasi)
Deflasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Indef Enny Sri Hartati mempertanyakan data deflasi April 2016 sebesar 0,45 persen yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Menurutnya, harga bahan makanan di pasaran masih belum turun.

"Harga beras di level petani turun, tapi di level konsumen tidak turun. Begitu juga dengan harga cabe dan bawang merah juga tidak mengalami penurunan," ujar Enny kepada Republika, Senin (2/5).

Enny menegaskan, akurasi data sangat penting dalam membuat kebijakan. Memang, selama ini BPS menjadi satu-satunya lembaga yang dipercaya dalam mengolah data. Oleh karena itu, menurut Enny, BPS harus independen karena data sangat penting dalam pengambilan kebijakan.

Enny menjelaskan, selama ini BPS hanya mempublikasikan hasil pengolahan data namun tidak merilis nilai pembobotannya. Menurutnya, BPS harus mempublikasikan besarnya komponen bobot dalam pengeluaran rumah tangga konsumen.

"Misalnya, apa betul komponen bobot cabe dan bawang merah sangat besar dalam pengeluaran rumah tangga konsumen," kata Enny.

Menurut Enny, pembobotan yang tidak tepat dapat menyebabkan akurasi data menjadi bias. Enny mengatakan, deflasi 0,9 persen untuk bahan makanan cukup tinggi. Namun, fakta di lapangan harga-harga bahan pangan kecenderungannya masih belum turun. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement