REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk Jahja Setiaatmadja mengatakan pihaknya mengalokasikan anggaran Rp 1,5 triliun untuk rencana akuisisi bank lain dan penyuntikkan modal anak usaha pada 2016.
Untuk akuisisi, BCA akan mulai menyeleksi bank kecil yang berpotensi besar untuk pengembangan bisnis di Indonesia. Begitu juga untuk suntikan kepada anak usaha, kemungkinan perseoran akan melakukan injeksi modal pada semester II 2016 ini. "Di sekitar Juli 2016 baru kita lihat untuk 'tebar jaring' (akusisi). Kita mau 'ikan teri' (bank kecil) yang berpotensi besar," kata Jahja, yang enggan menyebutkan identitas bank yang tengah dibidik.
Untuk injeksi kepada anak usaha, Jahja mengatakan, salah satu program yang ingin dikembangkan adalah BCA Syariah agar bisa masuk ke layanan bank nirkantor (branchless banking). Hingga kini, BCA memiliki enam anak usaha di segala sektor industri keuangan, dan satu anak perusahaan yang didirikan di Hongkong, BCA Finance Limited.
"Memang akan terus kita kembangkan apalagi ada 'branchless banking', maka kita usahakan supaya bisa masuk ke pasar itu," ujarnya di Jakarta, Rabu (28/4).
Rencana akuisisi dan suntikan modal anak usaha itu sudah masuk ke Rencana Bisnis Bank (RBB) BCA pada tahun ini.
Bank beraset Rp 603,4 triliun ini masih melirik pasar domestik untuk mengerek pendapatan dan laba, meskipun pemulihan ekonom domestik belum bergerak cepat. Pada 2015, BCA mencatat pertumbuhan laba sedikit di bawah dua digit yakni 9,3 persen menjadi Rp 18 triliun, dari 2014 yang sebesar Rp 16,5 triliun.