REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi (27/4) bergerak menguat sebesar 20 poin menjadi Rp 13.185 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 13.205 per dolar AS.
"Dolar AS cenderung menurun terhadap mayoritas mata uang dunia, termasuk rupiah setelah indeks kepercayaan konsumen Amerika Serikat turun cukup drastis," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu (27/4).
Ia mengemukakan bahwa penurunan indeks itu menunjukkan optimisme warga Amerika Serikat terhadap outlook ekonomi menurun. Angka indeks kepercayaan konsumen turun menjadi 94,2 di bulan ini, dari 96,2 pada Maret.
Ia menambahkan bahwa data itu juga membuat investor pesimistis terhadap rencana kenaikan suku bunga AS dalam waktu dekat. Bank sentral AS sedianya akan mengumumkan keputusan suku bunga terbaru pada Rabu waktu setempat, data data ekonomi yang bervariasi dan volatilitas di pasar keuangan baru-baru ini diperkirakan suku bunga acuan AS tetap. "Dengan melemahnya dolar AS di pasar global maka tekanan terhadap rupiah menjadi melunak walaupun belum menghadirkan penguatan yang tinggi," katanya.
Ia memproyeksikan bahwa dengan sentimen yang mendukung penguatan rupiah diikuti dengan harga minyak mentah dunia yang naik signifikan, rupiah dapat menguat lebih tinggi.
Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa harga komoditas yang menguat membuat pelaku pasar uang cenderung melakukan aksi lepas dolar AS dan berimbas positif pada mata uang domestik. Harga minyak mentah jenis WTI crude pada Rabu (27/4) pagi ini menguat 1,09 persen menjadi 44,52 dolar AS per barel, sedangkan minyak mentah jenis brent crude di posisi 46,26 dolar AS, menguat 1,14 persen.