REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pemerintah menyerap dana Rp 13,4 triliun dari lelang lima seri Surat Utang Negara (SUN) untuk memenuhi sebagian pembiayaan dalam APBN, dengan total penawaran yang masuk mencapai Rp 24,4 triliun.
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan pada Selasa (27/4), menyebutkan hasil lelang yang dilakukan ini memenuhi jumlah indikatif Rp 12 triliun dan target maksimal Rp 18 triliun. Dari lelang tersebut, jumlah yang dimenangkan untuk seri SPN12170106 mencapai Rp 3 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 5,9 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 6 Januari 2017 ini mencapai Rp 4,74 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi ini mencapai 5,8 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,0 persen.
Untuk seri FR0053, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 2,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,38887 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Juli 2021 ini mencapai Rp 4,0 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,25 persen ini mencapai 7,35 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 7,55 persen.
Untuk seri FR0056, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 4,7 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,66996 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 September 2026 ini mencapai Rp 8,95 triliun Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,375 persen ini mencapai 7,64 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,1 persen.
Untuk seri FR0072, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp1,15 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,86981 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Mei 2036 ini mencapai Rp 4,52 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,25 persen ini mencapai 7,86 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 9,0 persen.
Untuk seri FR0067, jumlah nominal yang dimenangkan mencapai Rp 1,7 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,12451 persen. Penawaran untuk obligasi yang jatuh tempo pada 15 Februari 2044 ini mencapai Rp2,14 triliun. Imbal hasil terendah yang masuk untuk seri obligasi yang mempunyai tingkat kupon 8,75 persen ini mencapai 7,95 persen dan imbal hasil tertinggi yang masuk sebesar 8,5 persen.