REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, realisasi investasi sektor manufaktur pada kuartal I 2016 sebesar Rp 101,4 triliun. Sektor yang mendominasi realisasi investasi tersebut yakni industri kertas sebesar Rp 27,5 triliun.
"Industri kertas memang meningkat signifikan karena sedang aktif untuk konstruksi, terutama di daerah Sumatera Selatan," ujar Franky di Jakarta, Senin (25/4).
Franky menjelaskan, sektor manufaktur lain yang masuk dalam lima besar yakni kimia dan farmasi sebesar Rp 19 triliun, industri makanan Rp 15,4 triliun, serta industri alat angkut dan transportasi Rp 12,2 triliun. Selain itu, ada pula industri logam, mesin, dan elektronik sebesar Rp 11,8 triliun.
Franky menambahkan, realisasi PMA berdasarkan sektor usaha yakni industri kertas sebesar 1,9 miliar dolar AS, industri kimia 900 juta dolar AS, industri alat angkutan dan transportasi lainnya mencapai 0,8 miliar dolar AS, serta industri makanan sebesar 500 juta dolar AS.
Selain itu, investasi di sektor industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik sebesar 700 juta dolar AS. Dengan demikian, seluruh sektor industri memberikan kontribusi sebesar 4,8 miliar dolar AS atau 69,6 persen dari total realisasi PMA.
Sementara itu, untuk realisasi PMDN berdasarkan sektor usaha antara lain industri makanan sebesar Rp 8,9 triliun, tanaman pangan dan perkebunan Rp 8,8 triliun, serta industri kimia dasar, barang kimia, dan farmasi mencapai Rp 5,7 triliun.
Selain itu, industri listrik, gas, dan air sebesar Rp 5,1 triliun, serta industri transportasi, gudang, dan telekomunikasi mencapai Rp 5 triliun. Dengan demikian, seluruh sektor industri memberikan kontribusi sebesar 28,9 persen dari total PMDN atau senilai Rp 14,6 triliun.