Ahad 24 Apr 2016 13:19 WIB

FSRU Lampung Terima Kargo Kedua LNG dari Kilang Tangguh

Rep: M Nursyamsi/ Red: Maman Sudiaman
Fasilitas Floting Storage and Regasification (FSRU) Lampung
Foto:
Pemindahan LNG milik PGN di sebuah terminal LNG di Jakarta (illustration)

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Dirut PGN LNG, Mugiono menjelaskan, keberadaan FSRU Lampung ini sangat mendukung pemenuhan kebutuhan energi nasional untuk Indonesia bagian Barat dan Indonesia bagian Tengah.

Seperti diketahui, produksi minyak dan gas bumi di Indonesia bagian barat saat ini cenderung menurun. Keberadaan FSRU Lampung ini sangat mendukung pemanfaatan sumber gas di luar wilayah Indonesia bagian barat untuk dimanfaatkan bagi kebutuhan gas bagi Sumatera bagian selatan dan Jawa bagian barat.

Direktur PGN, Danny Praditya, menambahkan bahwa selain untuk memenuhi kebutuhan gas bumi bagi pelanggan eksisting seperti industri, komersial, UKM dan rumah tangga, keberadaan FSRU Lampung juga untuk mendukung sektor kelistrikan.

"FSRU Lampung siap untuk mendukung suplai gas bumi yang lebih ramah lingkungan dan swasembada sumber energi domestik untuk proyek listrik 35 ribu Mega Watt (MW) yang digagas Presiden Joko Widodo, utamanya yang berada di Jawa bagian barat,  Sumatera bagian selatan, kepulauan Riau dan Bangka Belitung," kata Danny.

PGN juga mengembangkan Mini LNG Sea Transportation (kapal mini LNG) yang akan membawa LNG dari FSRU Lampung ke pembangkit listrik yang berada di berbagai pulau antara lain di sekitar Sumatera, Kalimantan dan wilayah lainnya.

Seperti diketahui, FSRU Lampung adalah sebuah terminal terapung yang di dalamnya dilengkapi dengan fasilitas untuk menampung LNG dan fasilitas untuk mengubah LNG menjadi gas (regasifikasi). FSRU Lampung memiliki kapasitas penampung LNG 170 ribu m3 dan kemampuan regasifikasi 240 MMSCFD (juta kaki kubik per hari).

Tahun lalu PGN menyalurkan gas bumi sebesar 1.591 MMSCFD. Dari penyaluran gas bumi kepada pelanggan PGN, telah menciptakan penghematan bagi nansional sebesar Rp 88,03 triliun per tahun.

PGN saat ini memiliki dan mengoperasikan pipa gas bumi hilir total lebih dari  7.000 km. Jumlah tersebut setara dengan 76% pipa gas bumi hilir yang ada di Indonesia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement