REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Perusahaan Perkeretaapian Cina, China Railway, menawarkan kerja sama peningkatan kecepatan kereta api sedang kepada Indonesia, guna memaksimalkan fungsi alat transportasi masalah tersebut, baik sebagai angkutan penumpang maupun kargo.
"Kami ini dapat memperluas kerja sama di bidang perkeretaapian dengan Indonesia, yakni peningkatan kecepatan kereta apa sedang," kata Presiden China Railway Sheng Guangzu, saat menerima kunjungan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan di Beijing, Jumat (22/4).
Ia mengemukakan Cina telah melakukan enam kali peningkatan kecepatan kereta api sedang sejak 1979 atau sejak Cina menerapkan keterbukaan dan reformasi. "Sebelum reformasi kecepatan rata-rata kereta api sedang Kami hanya berkisar 80 hingga 100 kilometer per jam," ungkap Sheng Guangzu.
Sejak reformasi dimulai, selama 1979 hingga 2007 Cina membangun jalur kereta api berkecepatan sedang yakni 120 kilometer hingga 160 kilometer per jam, secara besar-besaran di seluruh wilayah Cina. Hingga akhir 2015 jumlah Jalur kereta apa sedang (120 kilometer per jam atau lebih) yang telah dibangun mencapai 63 ribu kilometer.
"Kereta api berkecepatan sedang yang dibangun telah pula disesuaikan dengan kondisi geografis, iklim dan cuaca di wilayah Cina. Kami memiliki empat musim, ada wilayah yang sangat dingin saat musim dingin, tetapi ada pula wilayah yang memiliki cuaca atau iklim yang sama dengan di Indonesia," ungkap Sheng Guangzu.
Saat ini, lanjut dia, kereta api sedang di Cina memiliki kecepatan 120 hingga 160 kilometer per jam. "Tentu peningkatan kecepatan kereta api sedang, sangat menguntungkan bagi Indonesia. Dan ini dapat menjadi peluang kerja sama perkeretaapian antara Cina dan Indonesia di masa datang," kata Sheng Guangzu.
Tidak hanya peningkatan kecepatan, China Railway juga menawarkan kerja sama teknologi perkeretaapian secara umun kepada Indonesia.