REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Maret mengalami surplus sebesar 497 miliar dolar AS. Nilai ekspor sepanjang Maret 2016 mencapai 11,7 miliar dolar AS atau mengalami kenaikan sebesar 4,25 persen dibandingkan dengan nilai ekspor Februari 2016. Sementara, nilai impor juga mencapai 11,30 miliar dolar AS meningkat 11,01 dari Februari.
Kepala BPS Suryamin mengatakan, salah satu sektor yang mengalami peningkatan ekspor adalah kendaraan dan bagiannya. Dari data yang dimiliki BPS, sektor ini mengalami peningkatan ekspor mencapai 81 juta dolar AS pada Maret dibandingkan Februari 2016. Dari angka tersebut, sektor manufaktur mampu memberikan sumbangsih empat persen dari total ekspor.
"Ini perbaikan di sektor industri manufaktur karena angkanya terus meningkat. Januari ke Februari kita juga naik 11 persen," ujar Suryamin, di Jakarta, Jumat (15/4).
Perbaikan juga terlihat dari sisi impor. Untuk impor, sektor industri khususnya kendaraan dan bagiannya menurun dari 496, 2 juta dolar AS menjadi 441,0 juta dolar AS yang memberikan dampak impor sebesar 4,64 persen.
"Sekarang kita mengekspor kendaraaan, tapi impor ini menurun terus," kata Suryamin.
Dia menjelaskan, neraca perdagangan Indonesia Maret 2016 mengalami surplus dipicu oleh suplus sektor nonmigas 790 juta dolar AS, tetapi sektor migas defisit 300 miliar dolar AS.
Dari sisi volume perdagangan, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 28,36 juta ton. Hal tersebut didorong oleh surplusnya neraca volume perdagangan nonmigas 29,02 juta ton, walaupun sektor migas defisit 0,66 juta ton.