Kamis 14 Apr 2016 15:42 WIB

Butik Fashion Dunia Segera Hadir di Iran

Chanel memamerkan koleksi busana spring/summer 2016 dengan tema bandara.
Foto:

Sanksi terhadap Iran selama satu dasawarsa terakhir tidak berlaku untuk kosmetik dan banyak barang-barang konsumen lainnya, tetapi Iran mempersulit perusahaan-perusahaan Eropa untuk memiliki toko di Iran.

Mendirikan bisnis di Iran juga tidak mudah, menurut para eksekutif dan konsultan, karena kurangnya infrastruktur ritel yang sesuai, tarif tinggi dan pembatasan perbankan. Kurangnya penegakan perlindungan merek dagang internasional juga menyebabkan Iran dibanjiri barang palsu.

Perusahaan-perusahaan Italia tampaknya telah mengadopsi sikap lebih proaktif dibandingkan pesaingnya di industri barang mewah, Prancis. Pada Febuari, rumah mode yang berkantor pusat di Florence, Roberto Cavalli membuka toko pertamanya di Iran, mengikuti jejak produsen barang-barang kulit Piquadro dan perusahaan kemeja pria Camicissima.

Versace dijadwalkan membuka butik perdana di Teheran segera dengan menggandeng mitra komersial lokal. Beberapa kelompok Prancis, termasuk Chanel, pemilik Gucci, Kering dan LVMH, telah mengadopsi kebijakan "menunggu dan melihat" hingga evolusi hubungan internasional Iran menjadi lebih jelas.

Beberapa merek Prancis seperti tas Longchamp dan pembuat kristal Lalique, mencari mitra distribusi tetapi tidak memiliki rencana untuk membuka butik. "Bagi kami Iran merupakan wilayah baru untuk ditaklukkan," kata Kepala Eksekutif dan pemegang saham pengendali Lalique, Silvio Denz yang telah membuka pasar baru untuk perhiasan kristal itu beberapa dasawarsa terakhir.

Salah satu perusahaan besar Prancis pertama yang akan berinvestasi langsung di Iran adalah perusahaan pengecer kosmetik Sephora.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement