REPUBLIKA.CO.ID,NEW YORK -- Harga minyak melonjak ke tingkat tertinggi tahun ini pada Selasa (13/4), didorong laporan kesepakatan antara Arab Saudi dan Rusia tentang pembekuan produksi.
Harga patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 1,81 dolar AS menjadi 42,17 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Itu merupakan penutupan tertinggi sejak November. Di London, minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni, menjadi 44,69 dolar AS per barel, naik 1,86 dolar AS dari penutupan Senin.
Harga minyak memperpanjang kenaikan selama seminggu di tengah spekulasi bahwa pertemuan produsen OPEC dan non-OPEC pada Ahad (17/4) di ibukota Qatar, Doha, bisa menghasilkan beberapa langkah mengurangi kelebihan minyak global yang telah menekan harga. Kantor berita Rusia Interfax melaporkan Moskow dan Riyadh telah mencapai "konsensus" atas pembekuan produksi minyak. Arab Saudi dan Rusia mencapai konsensus untuk membatasi produksi minyak mentah selama pembicaraan antara kedua negara.
Sedikitnya 16 negara produsen minyak mentah akan menghadiri pertemuan di Doha, untuk membahas pembekuan produksi minyak mentah di tingkat Januari.
Harapan kesepakatan telah mempengaruhi pasar sejak Arab Saudi, Rusia, Venezuela, dan Qatar mengatakan pada 16 Februari mereka akan membekukan produksi minyak pada tingkat Januari jika produsen lain bergabung dengan langkah mereka.
Mike Lynch di Strategic Energy & Economic Research mengatakan bahwa reli pada Selasa didorong oleh spekulasi Doha dan pandangan umum bahwa pasar telah mencapai posisi terendahnya.
"Saya pikir orang-orang sedang menunggu pertemuan Doha ini tapi saya benar-benar berpikir mereka berlebihan dan terlalu terburu-buru," katanya.
Analis CMC Markets Jasper Lawler juga menyuarakan nada hati-hati tentang kesepakatan Saudi-Rusia. "Perjanjian ini secara teoritis berada di tempat sejak 16 Februari. Ini rincian dari kuota dan keterlibatan negara-negara lain, terutama Iran,yang belum terpecahkan," katanya.
Anggota penting OPEC, Iran, telah meningkatkan produksi sejak sanksi terkait nuklir dicabut pada Januari dan telah memberikan sinyalemen tidak akan bergabung dengan seruan pembekuan. Harga minyak jatuh dari sekitar 115 dolar AS per barel pada Juni 2014 menjadi di bawah 30 dolar AS per barel pada Februari, sebelum pulih menjadi diperdagangkan di atas 40 dolar AS per barel pekan ini.