REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meluncurkan Program Sinergi Aksi untuk Ekonomi Rakyat di Termilat Agrobisnis, Desa Larangan, Kecamatan Larangan, Brebes, Jawa Tengah, Senin (11/4).
Program ini merupakan program sinergi antarkementerian dan lembaga untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Jokowi mengatakan, program peningkatan kesejahteraan memang sudah seharusnya dilakukan secara gotong royong antarkementerian dan lembaga.
"Biasanya kita bekerja sendiri-sendiri, pemerintah pusat memiliki program sendiri, pemerintah provinsi kerja sendiri. Ini tidak boleh. Harus gotong royong," kata Jokowi berdasarkan siaran pers Tim Komunikasi Presiden.
Brebes menjadi proyek percontohan program ini karena merupakan salah satu sentra produksi komoditas, yakni bawang merah. Kata Jokowi, program serupa akan dilakukan di daerah lain kalau program di Brebes ini berjalan sukses.
"Semua kabupaten akan kita kerjakan dengan cara yang sama. Ini menjadi contoh untuk di kabupaten yang lain. Apa yang harus dikerjakan," ujar Jokowi.
Dalam program ini, jelas Jokowi, setiap kementerian dan lembaga akan memainkan perannya dalam meningkatkan kesejahteraan ataupun membantu para petani, pelaku UKM dalam berusaha.
Kementerian Agraria dan Tata Ruang beserta Badan Pertanahan Nasional misalnya, diinstruksikan mengurus sertifikat tanah rakyat.
"Masalah tanah sertifikat. Mengapa petani, nelayan, dan pelaku UKM tidak memiliki akses ke bank ? Karena mereka tidak punya agunan yang salah satunya harus berupa sertifikat. Akhirnya banyak yang lari ke rentenir," jelasnya.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, Jokowi memperingatkan BPN agar pengurusan sertifikat tidak terlalu lama dan tidak berbelit-belit. Jokowi berjanji akan terus mengecek percepatan sertifikasi tanah rakyat.
"Sejak saya lahir sampai sekarang untuk mengurus sertifikat itu lama sekali. Tidak bisa! Jangan diteruskan. Tidak mau saya," ucapnya.
Selain persoalan sertifikat, persoalan lain yang akan diselesaikan bersama ialah permasalahan penyediaan modal, penyediaan bibit murah berkualitas, penyediaan kebutuhan alat produksi, dan juga yang tak kalah pentingnya, hal-hal yang berkaitan setelah panen.