REPUBLIKA.CO.ID, oleh wartawan Republika/Rizky Jaramaya
Dalam beberapa tahun terakhir, kalangan muda mulai melirik bisnis kuliner. Selain untuk menyambung hobi yang dibungkus kreativitas, ternyata bisnis kuliner juga sering kali mendatangkan pundi-pundi uang.
Empat tahun lalu, pemuda asal Surabaya Moch Rachman Adi membuka usaha di bidang kuliner. Ia pun merasakan bagaimana beratnya mengembangkan bisnis hingga hampir bangkrut.
Perlahan ia bangkit dan berhasil melebarkan sayap usahanya hingga meraih Juara I Kategori Boga Wirausaha Muda Mandiri Ke-9. Berikut penuturan pengalaman Adi dalam berwirausaha kepada wartawan Republika, Rizky Jaramaya beberapa waktu lalu.
Dunia bisnis bukan hal yang baru bagi Rachman. Sebelum menggeluti bisnis kuliner, ia pernah mencoba berbagai macam bidang usaha mulai dari berjualan komputer, suku cadang komputer, hingga aksesoris perempuan.
Dari serentetan bisnis yang pernah digeluti, pada akhirnya Rachman menjatuhkan labuhan di bidang kuliner. Bisnis kuliner ini diawali dari kesukaannya mengkonsumsi kebab.
“Saya pilih kebab karena sudah singkron dengan lidah saya, dan saya juga sudah mengetahui supplier bahan bakunya,” ujar Rachman kepada Republika, Selasa (15/3). Rachman mengatakan, ide untuk mengemas kebab dalam bentuk cepat saji ini karena gaya hidup masyarakat urban.
Menurutnya, masyarakat di kota besar memiliki aktivitas padat sehingga membutuhkan makanan cepat saji yang praktis dan mudah dihidangkan. Selain itu, menurutnya makanan olahan yang beredar di pasaran sebagian besar tidak dilengkapi dengan nilai gizi seimbang. “Dalam satu porsi kebab mengandung gizi yang lengkap, mulai dari karbohidrat, protein, lemak, dan juga serat,” kata Rachman.
Rachman pun mulai memberanikan diri berjualan kebab olahan pada Februari 2012. Rachman mengaku, dia mengalami jatuh bangun di tahun pertama merintis bisnis tersebut.