REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintahan Jerman melalui Menteri Pertanian dan Pangan, Cristian Schimdt melakukan kunjungan di Kantor Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian. Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk konsolidasi sebelum Presiden Joko Widodo (Jokowi) bertolak ke Jerman.
Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi International, Kemenko Perekonomian, Rizal Affandi Lukman mengatakan, dirinya dan Schmidt telah melakukan sejumlah hal yang akan dibicarakan dalam pertemuan Indonesi dengan Jerman. Salah satunya adalah peningkatan kerja sama terhadap produk hutan ekspor oleh Indonesia.
"Indonesia sudah memahami dan meratifikasi yang dimaksud dengan perjanjian, untuk eskpor dari produk-produk hutan," ujar Rizal, Senin (4/4).
Menurut Rizal, saat ini produk Indonesia hampir 98 persen sudah tersertifikasi dengan sisten verifikasi legalitas kayu (SVLK). Dengan sertifikasi ini, maka produk olahan kayu seperti furnitur baik olahan produsen besar muapun dari industri usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) bisa bersaing untuk masuk pangsa pasar Jerman.
"Kementerian Perdagangan juga akan memperbaiki peraturan Kementerian Perdangan tersebut (SVLK). Dengan demikian mudah-mudahan pemberlakukan dari perjanjian ini bisa diberlakukan segera di tahun ini juga. Dengan demikian, kita masuk ekspor ke sana tidak ada halangan," lanjut Rizal.
Dia menambahkan, saat ini nilai perdagangan Indonesia dan Jerman mencapai 5-7 miliar dolar AS. Meski dua tahun nilai ini sempat merosot terkait pelemahan emosi global. Rizal tajin perdangan antara Indonesia dan Jerman bisa saling melengkapi.