Selasa 22 Mar 2016 21:00 WIB

Rupiah Stabil, BI Tetap Harus Waspada

Petugas Bank Mandiri menunjukkan pecahan uang rupiah dan dollar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (18/3).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Petugas Bank Mandiri menunjukkan pecahan uang rupiah dan dollar Amerika Serikat di Jakarta, Jumat (18/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang terus menguat diminta terus dijaga. Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti meminta Bank Indonesia (BI) tetap mewaspadai manajemen current exchange agar tetap stabil. Masuknya dana asing (capital inflow) hingga Rp 600 triliun juga harus dibarengi manajemen nilai tukar yang kuat. 

"Untuk manajemen pengelolaan current exchange kita harus waspada. Enggak boleh lengah,"kata Destry, Selasa (22/3). Kurs rupiah sejak awal tahun hingga menjelang akhir kuartal I 2016 terus menunjukkan penguatan. Pada 22 Maret 2016, kurs rupiah yang tercatat pada Jakarta Interbank Spot Rate (JISDOR) mencapai Rp 13.175.

Adanya pertanyaan mengenai peran BI dalam menjaga kurs rupiah disanggah Destry. Dia menjelaskan, BI sudah mengeluarkan kebijakan tepat dengan melakukan pelonggaran (easing) terhadap dunia perbankan. Tak hanya itu, BI pun mulai membuka valuta asing hingga membuat instrumen moneter banyak ke dolar AS. 

Meski demikian, Destry menilai BI tak bisa sendirian. BI harus dibantu pemerintah lewat regulasi dan fiskal. Adanya paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah juga dinilai bisa membantu sektor moneter. "Easing tanpa perbaikan progres di sektor riil akan sulit. Enggak bisa hanya BI sendiri,"kata dia. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement