REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statisik (BPS) akan melakukan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016). Kegiatan ini secara serentak akan digelar di seluruh daerah di Indonesia mulai 1 Mei hingga 31 Mei.
Kepala BPS Suryamin menuturkan, pihaknya telah mempersiapkan segala hal termasuk penambahan petugas untuk mensurvei setiap rumah dari masing-masing daerah untuk mencari data mengenai jenis usaha atau perusahaan yang baru maupun telah lama beroperasi.
Tantangan BPS, kata Suryamin, adalah untuk mendapatkan data valid dari pelaku usaha baik industri besar hingga penggiat usaha kecil. Sebab dalam survei ini BPS akan melakukan pendataan hingga usaha yang paling kecil seperti toko kelontongan, tukang cukur, dan usaha-usaha kecil lainnya.
"Kita meminta agar pelaku usaha bisa memberikan data secara cepat dan benar. Karena waktu dalam pendataan Sensus Ekonomi sangat terbatas," papar Suryamin, Jumat (18/3).
Suryamin menjelaskan, data yang akan diminta oleh petugas BPS nantinya tidak akan secara detail menyeluruh mengenai usaha tersebut. Untuk itu, pelaku usaha diharap tidak menunda-nunda dalam memberikan data kepada petugas BPS.
"Jangan janjian misal minggu depan atau bagaimana untuk kasih data. Kan waktunya hanya sebulan," ungkapnya.
Suryamin mengatakan, saat ini pihaknya telah menyiapkan 340 ribu petugas tambahan dalam melaksanakan Sensus Ekonomi. Ditambah dengan petugas langsung dari BPS, diyakini sensus ini bisa menyentuh seluruh elemen masyarakat, meskipun mereka ada di daerah pelosok.
Dengan tambahan jumlah petugas, BPS yakin bisa mendatangi semua pelaku usaha yang ada di Indonesia. " Mereka (petugas) akan mendatangi seluruh rumah, bangunan, tempat usaha, baik yang tetap maupun tidak tetap. Mereka akan diwawancara dan dimintai data," ungkap Suryamin.