Kamis 17 Mar 2016 03:33 WIB

Perusahaan Ini Berharap Jadi Pionir Asuransi Pariwisata di Indonesia

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Dwi Murdaningsih
Wisatawan menikmati keindahan di Pantai Tanjung Tinggi, Belitung, Kamis (10/3).   (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Wisatawan menikmati keindahan di Pantai Tanjung Tinggi, Belitung, Kamis (10/3). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asuransi Syariah Amanah Giri Artha (Githa) berharap dapat menjadi pionir asuransi syariah pariwisata di Indonesia. Direktur Utama Asuransi Syariah Amanah Githa Salim Al bakry mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk pengelolaan asuransi baik pekerja dan kawasan wisata.

Asuransi yang telah berdiri sejak 2003 ini menjadi lembaga pengelola seluruh dana pensiun Perhutani. "Kami memiliki nasabah 85 persen berasal dari korporasi dan 15 persen sisanya berasal dari individu," ujar dia saat berkunjung ke kantor Republika.co.id, Rabu (16/3).

Khusus perhutani pegawai di tiga divisi regional seluruhnya dicover mereka. Sebanyak 10 ribu Tukang potong kayu (Blandong) di tiap divisi regional telah mendapat perlindungan asuransi mereka. Tidak hanya blandong, penyadap karet pun sebanyak 36 ribu pegawai sudah mengikuti asuransi syariah ini. Selain itu sebanyk 181 tempat wisata yang dikelola oleh Ditjen KSDAE seperti Tangkuban Perahu, Taman Laut Bunaken, dan Taman Nasional Komodo.

Salim mengatakan Pendapatan bukan pajak dari Tangkuban Perahu bisa sampai Rp 31 miliar dan Taman wisata Bromo bisa mencapai Rp 20 miliar. Ini merupakan peluang besar bagi asuransi syariah dengan premi asuransi kecelakan hanya sebesar dua ribu rupiah.

 

Ditjen KSDAE pun mendapat keuntungan dengan sistem IT yang dimiliki Amanah Githa karena laporan pendapatan dari tempat wisata lebih transparan. "Melihat penghasilan yang didapat Ditjen KSDAE kami menargetkan pemasukan mencapai Rp 40 miliar khusus dari mereka dan Perhutani," kata dia.

Dengan mengelola asuransi 10 Taman Nasional, pihaknya yakin akan menjadi pionir asuransi wisata di Indonesia. Dalam waktu dekat pihaknya akan menginisiasi kerja sama dengan Kementrian Pariwisata untuk mengelola seluruh lokasi wisata di Indonesia untuk perlindungan asuransi.

Selain asuransi menjamin pengunjung tempat wisata, pihaknya juga sejak berdiri 2013 lalu dipercaya untuk menjamin asuransi jamaah haji. "Selama haji 2013 dan 2014 kami dipercaya Kementrian Agama menjamin jamaah haji Indonesia sebanyak 211 ribu jamaah," jelas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement